Sukses


Deretan Pemain dengan Harga Pasaran Tertinggi di PSIS : Pratama Arhan Jadi Aset Besar

Bola.com, Jakarta - PSIS Semarang kembali menunjukkan jati dirinya sebagai jagoan Jawa Tengah di kancah Liga 1. Tim Mahesa Jenar semakin matang sejak kembali ke kasta tertinggi 2017 lalu.

Tim pujaan Panser Biru dan Snex ini bertekad kembali masuk daftar tim yang disegani, layaknya tradisi juara yang pernah ditorehkan. Diketahui PSIS adalah juara kompetisi Perserikatan pada 1987 dan Liga Indonesia tahun 1999.

Saat ini PSIS tak dapat dipandang remeh. Setelah melewati dua musim Liga 1 dengan perjuangan berliku, perlahan tim kebanggaan wong Semarang menjadi tim yang diperhitungkan.

Menyambut Liga 1 2021-2022, PSIS punya bekal positif dengan tampil apik pada ajang turnamen pramusim bertajuk Piala Menpora 2021. PSIS berhasil menembus babak delapan besar, hanya dengan kekuatan 100 persen pemain lokal.

Bicara kekuatan, PSIS punya kedalaman skuad yang cukup mumpuni, termasuk nilai pasaran. Seperti yang terdapat pada situs transfermarkt, PSIS memiliki nilai pasar seluruh pemainnya mencapai Rp55,62 miliar. Dengan rincian sebanyak 29 pemain yang secara rata-rata berusia 24,8 tahun.

Adapun mayoritas komposisi tim PSIS sejauh ini masih banyak mempertahankan muka-muka lama. Sebut saja, Jandia Eka Putra, Joko Ribowo, Rio Saputro, Komarodin, hingga topscorer sepanjang masa PSIS, Hari Nur Yulianto.

Pemain asing PSIS juga tak mengalami banyak perubahan dengan masih bertahannya Wallace Costa, Jonathan Cantillana, dan Bruno Silva. Hal menarik adalah banyak pemain muda yang diorbitkan sekaligus menjadi kekuatan tersembunyi dari PSIS.

Cukup menarik untuk menyimak deretan pemain 'termahal' di PSIS saat ini. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasan menarik tentang siapa saja pemain yang punya kategori termahal di PSS versi situs transfermarkt yang dirangkum Bola.com:

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 6 halaman

Bruno Silva dan Jonathan Cantillana (Rp 4,78 miliar)

Bruno Silva merupakan satu di antara striker asing mematikan di Liga 1 saat ini. Dengan postur cukup ideal untuk ukuran pemain depan, dia memiliki kemampuan dribel maupun akurasi tembakan. Ia juga memiliki kepiawaian mengeksekusi tendangan bebas.

Musim pertama bersama PSIS pada 2018 membuktikan betapa produktifnya Bruno. Dia mampu mencatatkan 16 gol dan 12 assist dari 31 penampilan, dan menjadi pencetak gol terbanyak di timnya.

Sempat berpetualang di Arab Saudi, meski akhirnya kembali lagi ke PSIS di tengah musim 2019. Ia harus kembali menyesuaikan diri dengan PSIS di bawah besutan Bambang Nurdiansyah.

Hanya empat gol yang berhasil ia sumbangkan untuk PSIS. Produktivitas golnya masih cukup tinggi, di awal Liga 1 2020 sebelum ditangguhkan akibat pandemi COVID-19.

Sementara Jonathan Cantillana, pemain asal Chile sulit tergantikan di lini tengah PSIS, sejak didatangkan pada pertengahan musim 2019. Cantillana saat itu mengganti peran Patrick Mota dan berhasil menunjukkan kemampuan menawan.

Ia sukses membuat keseimbangan di lini tengah tim Mahesa Jenar. Perannya begitu sentral dan tak jarang mampu berkontribusi dengan memecah kebuntuan. Sepanjang musim 2019, Cantillana mengoleksi tiga gol yang seluruhnya dari bola mati.

Jonathan Cantillana juga cepat beradaptasi dengan perannya di PSIS. Sebenarnya ia merupakan playmaker, namun sejak bergabung di PSIS, ia sedikit turun ke belakang sebagai gelandang jangkar penyeimbang lini tengah.

 

3 dari 6 halaman

Pratama Arhan (Rp 4,35 miliar)

Namanya sedang naik daun dan menjadi pemain muda potensial. Lantaran sang pemain sedang menjalani tahun yang cukup hebat di 2021 ini.

Dia menandai debut di tim senior PSIS pada ajang Piala Menpora 2021 medio Maret-April lalu. Dengan berhasil membawa PSIS melaku ke babak delapan besar Piala Menpora 2021 dan mencatatkan dua gol, ia pun terpilih sebagai pemain muda terbaik di turnamen.

Sementara di level Timnas, ia menjadi andalan oleh Shin Tae-yong sejak di kelompok usia 19 tahun, dan kini menembus level tim senior.

Arhan selalu menjadi pilihan pertama dalam tiga pertandingan tersisa babak kualifikasi Piala Dunia 2022 di Dubai beberapa waktu lalu. Ia bermain penuh untuk pos bek kiri melawan Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab.

Pratama Arhan sangat piawai dalam beroperasi di sektor sayap kiri permainan. Baik di klub PSIS maupun Timnas Indonesia, Arhan selalu menempati sektor sayap karena kemampuan kaki kirinya.

Seperti dalam penampilannya bersama PSIS, meski berposisi asli sebagai bek kiri, oleh pelatih Dragan Djukanovic ditempatkan sedikit lebih ofensif yakni sebagai gelandang sayap. Ia punya kecepatan, skill mumpuni, akurasi tendangan, penuh determinasi, hingga penyelesaian akhir yang baik.

Penampilan untuk PSIS di Piala Menpora cukup membuatnya menjadi pusat perhatian. Sekaligus membuat banyak klub mengincarnya, hingga rumor klub Korea Selatan, Seongnam. Hanya saja, Pratama Arhan memiliki kontrak cukup lama di PSIS, yakni hingga 2023.

 

 

4 dari 6 halaman

Septian David Maulana dan Fredyan Wahyu (Rp 3,91 miliar)

PSIS Semarang mempunyai sosok pemain kunci. Adalah Septian David Maulana, pemain 23 tahun yang bisa dikatakan seorang bintang, dengan pengalamannya sebagai pemain Timnas Indonesia.

Beruntung PSIS mampu membawa pulang satu diantara aset berharga putera daerahnya. Septian David Maulana memiliki peran cukup vital bagi permainan Mahesa Jenar.

Lahir dan belajar bermain bola di wilayah Semarang, Septian David Maulana sempat berkelana di Mitra Kukar, Kalimantan Timur. Hingga akhirnya dirinya dapat membela PSIS sejak direkrut pada awal musim 2019.

Bakat yang ditunjang pengalamannya, membuat seorang Septian David Maulana menjadi bagian penting di skuat PSIS. Dirinya punya peran sebagai jenderal lapangan tengah, bahkan sesekali menjadi striker bayangan.

Sementara Fredyan Wahyu adalah kepingan kekuatan PSIS lainnya saat in. Ia sulit tergantikan semenjak bergabung di musim 2019. Satu tempat di posisi full back kanan selalu dipercayakan kepadanya.

Fredyan Wahyu dibekali stamina prima dan daya jelajah tinggi untuk tidak hanya terkonsentrasi pada pertahanan. Pemain asal Boyolali itu kerap ikut membantu penyerangan dengan melakukan manuver dari sayap, bahkan ia turut memecah kebuntuan.

 

5 dari 6 halaman

Hari Nur Yulianto (Rp 3,48 miliar)

Pemain kelahiran Kendal, Jawa Tengah pada 31 Juli 1989 ini seperti menjadi ikon PSIS. Hari Nur tercatat menjadi pemain yang paling lama berkostum PSIS sejauh ini. Dirinya sudah berseragam PSIS sejak musik 2013 silam.

Terutama adalah kiprah PSIS Semarang yang terus melejit dalam tiga tahun terakhir, tak lepas dari pengaruh Hari Nur. Pemain berposisi striker ini sekaligus nyawa utama bagi lini depan PSIS.

Musim 2017 adalah bagian awal sejarahnya karena ikut mengantarkan PSIS naik kasta ke Liga 1. Lantas di dua musim terakhir, kiprah Hari Nur semakin mengkilap, meski harus bersaing dengan pemain lain termasuk barisan pemain asing.

Masuknya pemain baru maupun adanya pergantian pelatih, Hari Nur tetap pilihan utama permainan. Musim 2018 ia sukses melesakkan 12 gol, sementara musim 2019 lalu mengoleksi empat gol. Atau total ia sudah mengoleksi 49 gol untuk PSIS.

 

6 dari 6 halaman

Komarodin (Rp 2,61 miliar)

Cukup mengejutkan situs Transfermarkt menempatkannya dalam daftar salah satu pemain PSIS dengan nilai pasar tertinggi. Komarodin menjadi pemain lokal yang punya potensi tak kalah dengan pemain lain, ia termasuk pemain yang lama di Mahesa Jenar.

Sebagai stiker, ia lebih banyak mengisi peran supersub. Meski bukan striker utama, Komarodin kerap menjadi pemain penting karena punya semangat dan mobilitas tinggi. Komarodin memiliki tipikal permainan ngotot.

Meski lebih sering dimainkan pada paruh kedua, Komarodin bisa menjadi senjata ampuh PSIS. Seperti yang ia tunjukkan pada gelaran Piala Menpora beberapa waktu lalu. Ia rajin mencetak gol dan bisa menjadi pendamping Hari Nur Yulianto.

Cukup menarik nilai pasarnya menembus angka Rp 2,61 miliar yang lebih tinggi dari sosok bek asing asal Brasil, Wallace Costa atau eks gelandang Persebaya Surabaya, Fandi Eko Utomo (Rp 2,17 miliar).

Video Populer

Foto Populer