Sukses


Parade Pelatih Benua Biru di BRI Liga 1: Robert Alberts Terdepan, Angelo Alessio Mengancam

Bola.com, Jakarta - Pelaksanaan kompetisi BRI Liga 1 2021/2022 tinggal menunggu hari untuk bergulir. Kompetisi nanti tidak hanya menjadi panggung bagi pemain, namun juga pelatih yang lama mengidamkan sebuah pertandingan.

Tidak hanya pelatih dalam negeri yang bakal menunjukkan kualitasnya saat meramu taktik maupun strateginya. Mengingat sudah lama pelatih berstatus ekspatriat bekerja di Indonesia, bahkan diantaranya membawa prestasi menawan.

Ada pula pelatih yang sudah punya nama besar,namun baru pertama meniti karier di Indonesia. Cukup menarik membahas pelatih dari daratan Eropa yang bekerja di Liga 1.

Benua biru sebagai kiblat sepak bola dunia, memang tak dapat terbantahkan. Pantas saja jika ada enam klub yang menggunakan jasa pelatih berpaspor Eropa.

Saat ini tercatat ada tujuh pelatih asal Eropa yang siap bersaing di BRI Liga 1. Tangan dingin ketujuh pelatih Eropa sudah teruji dan sarat dengan pengalaman. Siapa saja mereka? Berikut daftar dan ulasannya versi Bola.com:

 

2 dari 8 halaman

1. Robert Alberts (Persib Bandung)

Pelatih kawakan asal Belanda yang sudah membesut Persib sejak tahun 2019. Ia dikenal sebagai pelatih berpengalaman dengan segudang prestasi, terutama di sepak bola Indonesia.

Prestasi paling mentereng yang ditorehkan adalah membawa Arema ISL tahun 2010 sekaligus runner-up Piala Indonesia di tahun yang sama. Kemudian ia cukup sukses mengembalikan kejayaan PSM dengan catatan runner-up Liga 1 musim 2018.

Lantas ia diboyong Maung Bandung di Liga 1 musim 2020. Penampilan Persib di bawah asuhan Robert tampak menjanjikan dengan menyapu bersih tiga laga awal Liga 1 2020.

Sayangnya, performa impresif Persib harus mandek lantaran Liga 1 2020 dihentikan akibat pandemi COVID-19. Prestasi apiknya berlanjut di turnamen pramusim Piala Menpora 2021.

Meski harus mengakui keunggulan Persija Jakarta di partai puncak. Dengan komposisi dan materi pemain papan atas, ditambah tangan dinginnya, Persib bakal kembali menjadi kandidat di Liga 1 mendatang.

 

3 dari 8 halaman

2. Dejan Antonic (PSS Sleman)

Dejan sudah meramaikan dunia sepak bola Indonesia sejak lama. Pada 1995/1996, pria asal Serbia ini pernah bermain untuk Persebaya Surabaya. Setelahnya, ia juga sempat membela Persita Tangerang, Persema Malang, dan Deltras Sidoarjo.

Dejan pensiun sebagai pemain pada 2005. Dia memulai kariernya sebagai pelatih di klub Hong Kong Kitchee FC. Di sana, Dejan berhasil memenangi Copa Liga Hong Kong, Senior Shield Cup Hong Kong, dan Copa Liga Hong Kong. Bahkan, Dejan dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Hong Kong pada 2006.

Setelah beberapa tahun malang melintang di sepak bola Hong Kong, Dejan kembali ke Indonesia. Dia membantu Arema lolos ke babak perempat final AFC Cup 2012.

Lepas dari Arema, ia pernah merasakan melatih klub Pro Duta, Pelita Bandung Raya, dan Persib. Prestasinya membawa Pelita Bandung Raya menembus empat besar ISL kala itu. Pada 2018, Dejan dipercaya menjadi pelatih Borneo FC berlanjut ke Madura United.

Februari 2020 ia dipercaya untuk menangani PSS Sleman. Meski belum dapat membawa timnya tampil maksimal di Liga 1 2020 yang terhenti akibat pandemi COVID-19, prestasinya terbayar di Piala Menpora 2021. Yakni dengan finis di peringkat ketiga.

 

4 dari 8 halaman

3. Igor Kriushenko (Tira Persikabo)

Pelatih asal Belarusia, Igor Kriushenko bekerja untuk Tira Persikabo sejak pertengahan musim Liga 1 2019 lalu. Pelatih berlisensi UEFA Pro menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Rahmad Darmawan.

Soal kemampuan dan pengalamannya tak perlu diragukan lagi. Igor tercatat pernah melatih Timnas Belarusia dan juga klub BATE Borisov. Bahkan sukses meraih gelar juara Belarus Premier League pada 2006.

Sentuhan tangan dinginnya membawa Tira Persikabo menjadi tim kuda hitam di Liga 1 2019, dengan finis di peringkat lima besar. Hingga berlanjut di gelaran turnamen pramusim Piala Menpora 2021.

Meski perjalanan timnya hanya bertahan di fase grup, Tira Persikabo tetaplah tim yang patut diperhitungkan. Mempertahankan sebagian besar wajah lama, membuat Tira Persikabo patut diwaspadai oleh kontestan lainnya.

 

5 dari 8 halaman

4. Paul Munster (Bhayangkara FC)

Ia dipercaya membesut Bhayangkara FC pada pertengahan musim 2019, menggantikan posisi Alfredo Vera. Paul Munster berasal dari Irlandia Utara dan tergolong pelatih muda karena masih berusia 39 tahun.

Debutnya sebagai pelatih dimulai pada tahun 2012. Munster ditunjuk jadi pelatih Assyriska BK di Divisi Sepak Bola Swedia. Di musim berikutnya ia diangkat menjadi manajer Örebro Syrianska IF di Divisi 1.

Ia juga sempat ditunjuk menjadi pelatih Timnas Vanuatu hingga akhirnya direkrut The Guardians (pelatih Bhayangkara FC). Prestasi musim pertamanya cukup apik, dengan sukses finis di urutan empat klasemen akhir Liga 1 2019.

Ia dipertahankan untuk kembali membesut Bhayangkara FC di musim 2020, sebelum kompetisi digugurkan akibat pandemi COVID-19. Serta turnamen pramusim Piala Menpora 2021 dengan hasil kurang maksimal. Munster diprediksi akan kembali membuat Bhayangkara FC tampil garang di kompetisi nanti.

 

6 dari 8 halaman

5. Angelo Alessio (Persija Jakarta)

Persija Jakarta membuat kejutan dengan menunjuk Angelo Alessio sebagai pelatih anyar untuk Liga 1 2021/2022. Meskipun punya pengalaman melatih yang minim, namun Angelo Alessio dikenal sebagai mantan asisten Antonio Conte.

Pelatih asal Italia itu diikat dengan kontrak berdurasi semusim dengan opsi perpanjangan. Nama Angelo Alessio memang masih asing di Indonesia karena belum pernah melatih di Asia. Namun, Angelo Alessio sudah lama dikenal sebagai loyalis dari pelatih ternama, Antonio Conte.

Angelo Alessio mengawali kariernya sebagai asisten pelatih Napoli rentang 2002-2003. Takdir kemudian membawanya menukangi klub medioker Italia, Imolese (2004-2005), Messese (2006-2006), hingga SPAL (2008).

Angelo Alessio kemudian diajak Antonio Conte untuk membantunya di Sienna pada 2010. Sejak saat itu, Conte selalu membawanya ke tempat di mana dia berkarier seperti bersama dengan Juventus, Timnas Italia, hingga Chelsea.

Pada 2019, Angelo Alessio berpisah dan keluar dari bayang-bayang Conte. Angelo Alessio melatih klub Skotlandia, Kilmarnock, meski kariernya tak panjang dan dipecat pada Desember 2019. Selama menukangi Kilmarnock, pelatih berusia 56 tahun itu mencatatkan 36,36 persentase kemenangan dari 22 laga.

Menerima pinangan Persija Jakarta tentu menjadi pengalaman baru buat Angelo Alessio. Ini menjadi kali pertama bagi Angelo Alessio berkarier di luar Eropa.

 

7 dari 8 halaman

6. Eduardo Almeida (Arema FC)

Pelatih asal Portugal yang resmi menjadi pelatih anyar Arema di Liga 1 musim 2021/2022. Sepak bola Indonesia bukan barang baru baginya, karena pernah membesut Semen Padang di musim 2019 meski berujung degradasi.

Sebenarnya, usia 43 tahun masih tergolong sebagai pelatih muda. Bahkan ia lebih muda ketimbang tiga asisten pelatih Arema FC, Kuncoro, Singgih Pitono, dan Siswantoro. Namun, Almeida sudah kenyang pengalaman, baik sebagai asisten pelatih maupun sebagai pelatih kepala.

Ia tercatat pernah menimba ilmu sebagai asisten pelatih klub Portugal, Benfica U-17. Sebuah permulaan yang cukup mentereng. Padahal waktu itu usianya masih 20 tahunan. Ia kemudian memutuskan terjun sebagai pelatih lebih awal ketimbang menjadi pemain sepak bola.

Prestasi terbaiknya diraih di Asia, yaitu ketika menjadi asisten pelatih South China. Almeida turut serta mempersembahkan gelar juara Liga Hong Kong pada musim 2007. Itu merupakan perantauan pertamanya ke Asia.

Segudang pengalaman ini yang membuatnya siap menerima tawaran melatih tanpa membawa gerbong staf ke Arema. Dengan bekal pengalaman serta lisensi UEFA Pro, ia diprediksi dapat membawa pengaruh positif dalam taktik permainan tim Singo Edan.

 

8 dari 8 halaman

7. Milomir Seslija (PSM Makassar)

PSM Makassar memiliki seorang pelatih baru untuk musim ini, yaitu Milomir Seslija. Pelatih asal Bosnia yang akan memimpin kiprah tim Juku Eja di BRI Liga 1 2021.

Sebenarnya Milo, panggilan karibnya, bukan nama baru dalam sepak bola Indonesia. Dia sudah menangani sejumlah klub di Indonesia, mulai dari Barito Putera, Arema FC, Persiba Balikpapan, dan Madura United.

Terdapat catatan unik tentang sosoknya, yakni kerap berhenti di tengah jalan setiap menangani sebuah tim. Seperti saat menangani Barito Putera, kontraknya tidak berlanjut karena kompetisi terhenti akibat sanksi FIFA pada 2015.

Setelah itu bersama Persiba Balikpapan pada musim 2017, ia mengundurkan diri saat itu. Milo sempat menjadi pembicaraan publik karena manajemen Persiba merasa dia kabur dari tim. Disinyalir ketika itu Milo mendapatkan tawaran yang lebih menarik dari klub lain.

Sementara di Madura United pada musim 2018, dia dihentikan di tengah musim karena permainan tim dianggap kurang maksimal. Padahal Madura United punya materi pemain bertabur bintang.

Namun, hasil berbeda ditorehkan Milomir Seslija ketika menangani Arema FC pada 2016 dan 2019. Dia selalu berhasil meraih trofi bersama Singo Edan, yakni membawa Arema FC menjuarai Bali Island Cup dan Bhayangkara Cup. Sementara pada 2019, ia membantu Singo Edan menjuarai Piala Presiden.

Video Populer

Foto Populer