Sukses


Aji Santoso Merespons Tekanan Suporter Persebaya di BRI Liga 1: Wajar Kok!

Bola.com, Bandung - Kursi pelatih kepala Persebaya Surabaya mulai memanas memasuki pekan keempat BRI Liga 1 2021/2022. Hal ini dilatarbelakangi oleh hasil buruk Bajul Ijo yang meraih satu kemenangan dan dua kekalahan dari tiga pertandingan.

Berbagai tekanan datang dari Bonek, suporter Persebaya, kepada para pemain, termasuk sang pelatih kepala Aji Santoso. Sebab, permainan tim bertajuk Bajul Ijo itu masih labil untuk bersaing di papan atas BRI Liga 1.

Persebaya diwajibkan menang saat berjumpa dengan Bhayangkara FC di pekan keempat ini, Jumat (24/9/2021). Jika tidak, bukan tidak mungkin tekanan akun muncul semakin menggoyahkan kursi pelatih Aji Santoso. Pelatih asli Malang itu memahami situasi yang sedang terjadi saat ini.

“Saya kira wajar. Di mana pun, suporter itu menginginkan timnya bisa meraih prestasi terbaik. Dalam pertandingan ini, tentunya pemain-pemain sudah siap dengan segala situasinya. Meskipun, memang di dalam pertandingan terakhir tidak bisa menang,” ucapnya, Kamis (23/9/2021).

“Yang jelas, anak-anak ingin berjuang dan mendapat hasil positif. Tekanan dari suporter itu sangat wajar karena suporter mencintai klubnya dan menginginkan prestasi,” imbuh legenda Persebaya Surabaya itu.

2 dari 4 halaman

Faktor Masa Lalu

Tekanan wajib menang ini dilandasi oleh dualisme yang sempat menimpa Persebaya Surabaya dan Bhayangkara FC. Publik sepak nasional pasti tahu bahwa dua tim ini sempat dalam sengkarut permasalahan hak cipta.

Itu buntut dari Persebaya yang dipaksa terdegradasi dari ISL 2009/2010 yang menggemparkan sepak bola nasional. Akibat insiden itu, manajemen Persebaya kemudian mengambil keputusan tak ingin berlaga di Divisi Utama (kasta kedua) 2010-2011. Sebagai wujud protes, mereka berkompetisi di LPI 2011 yang merupakan kompetisi tandingan ISL.

Pada momen inilah, muncul sebuah tim yang bernama serupa. Mereka menggunakan nama Persebaya DU dan mendatangkan pemain Persikubar Kutai Barat untuk menggantikan kiprah Persebaya. 

Keputusan meninggalkan kompetisi resmi telah berbuntut panjang hingga dualisme. Persebaya 1927, nama yang digunakan untuk membedakan dengan Persebaya DU, masih berkompetisi di IPL pada musim 2011-2012 dan 2013. Dualisme kompetisi masih mewadahi mereka berkiprah.

Tapi, lain halnya dengan musim 2014. Persebaya 1927 telah hilang. Sebagai pengganti Persebaya DU yang naik kasta ke ISL 2014 muncul dengan menggunakan nama Persebaya Surabaya.

3 dari 4 halaman

Gengsi

Selama lebih dari lima tahun dualisme, Bonek dalam kondisi gamang melihat klub idamannya tidak bertanding. PSSI pun tak mengakui.

Penantian Bonek itu akhirnya semakin jelas saat Persebaya tandingan berganti nama mulai dari Persebaya United, Bonek FC, Surabaya United, hingga Bhayangkara Surabaya United.

Klub tandingan itu tak bisa lagi memakai berbagai atribut yang identik dengan Persebaya, sampai akhirnya memakai nama Bhayangkara FC setelah saham mayoritasnya dibeli oleh Polri pada 2016.

Suatu kebetulan, Persebaya kini sedang goyah dan Bhayangkara justru berada di papan atas. The Guardian mengantongi tujuh poin dari dua kemenangan dan satu kekalahan.

Tapi, dari catatan pertemuan, kedua tim ini telah berjumpa sebanyak lima kali sejak pertama kali berhadapan pada 2018. Hasilnya, Persebaya lebih unggul dengan tiga kemenangan, berbanding hanya satu laga dimenangkan oleh Bhayangkara.

4 dari 4 halaman

Intip Posisi Persebaya

Video Populer

Foto Populer