Bola.com, Jakarta - Derby Jawa Timur tersaji di pekan enam BRI Liga 1, Minggu (2/10/2021) di Stadion Madya, Senayan, Jakarta. Arema FC melawan Persela Lamongan.
Jika melihat duel pelatih kedua tim, sebenarnya ada sisi persaman antara keduanya. Keduanya sama-sama cerdik dan punya ciri khas.
Baca Juga
BRI Liga 1: Sorotan Negatif dan Kekuatan Pincang Borneo FC saat Menjamu Arema FC, Bakal Kalah Lagi?
Kurnia Meiga Masih Ikuti Perkembangan Arema FC di BRI Liga 1: Sedih Tim Singo Edan Lagi Berjuang dari Ancaman Degradasi
BRI Liga 1: Hitung-Hitungan Kans 5 Tim Lolos dari Degradasi, Siapa Paling Terancam?
Advertisement
Dari Almeida, pelatih asal Portugal ini sering main rahasia kepada awak media dan publik. Mantan pelatih Semen Padang itu tak pernah mau mengumbar komentar soal persiapan tim secara detail.
Bahkan sesi latihan pun lebih sering digelar tertutup. Dia juga enggan memberikan jawaban terkait strategi hingga penilaian individu pemain.
Jadi, lawan juga tak bisa menggali informasi lebih dalam soal persiapan Arema. Itu jadi karakternya. Almeida bahkan tak ingin menonjolkan salah satu pemainnya.
Diduga dia tidak ingin ada pemain yang merasa jadi bintang dibandingkan rekannya. Bahkan dia tidak pernah mengakui sektor mana yang jadi kelebihan atau kekurangan Arema FC.
“Sepak bola kerja tim. Jika ada yang kurang, itu satu tim. Begitu juga sebaliknya,” kata Almeida.
Beban Almeida Ringan
Saat menghadapi Persela, pelatih 43 tahun ini bebannya lebih ringan karena dia sudah memberikan kemenangan pertama di pekan sebelumnya lawan Persipura Jayapura. Tinggal bagaimana dia memanfaatkan mental pemainnya yang sedang bagus.
Pekerjaan rumahnya, Almeida harus mencari pengganti sepadan untuk tiga pemain yang bergabung dengan Timnas Indonesia, Ahmad Alfarizi, Kusheyda Hari Yudo dan Dedik Setiawan.
Advertisement
Iwan Setiawan, Tukang Psywar
Sedangkan pelatih Persela, Iwan Setiawan, dia lihai melontarkan psy war. Setiap lagi dia menangani klub, banyak yang lebih tertarik menantikan psy war pelatih asal Medan tersebut.
Seperti saat laga pertama Persela versus PSIS Semarang, 4 Oktober lalu. Dia melontarkan jika skema permainan lawannya sudah ada dalam otak Iwan.
Advertisement
Mantan pelatih Borneo FC ini juga memberikan joke kepada pelatih PSIS, Imran Nahumarury. Dia menyebut melatih klub professional tak semudah jadi komentator sepak bola. Karena sebelum melatih PSIS, Imran sempat jadi komentator. Sayang, dalam laga itu, Persela justru takluk 0-1.
Hanya saja saat lawan Arema, Iwan lebih banyak mengumbar pujian. Dia menyebut Arema sebagai tim besar dengan sejarah panjang di sepak bola Indonesia. Selain itu, lawannya punya lini pertahanan yang bagus. Ditambah lagi kiper asing, Adilson Maringa yang sedang naik daun.
“Semua tahu Arema notabene tim dengan sejarah panjang di Indonesia. Ini laga berat. Disiplin jadi harga mati,” terangnya.
Selain itu, Iwan memuji kuarter lini belakang Arema yang kuat sehingga dia menekankan kepada anak buahnya untuk kerja lebih keras membongkarnya. Banyaknya pujian yang dilontarkan Iwan juga bisa jadi agar lawannya terlena. Apalagi Persela unggul recovery sehari lebih banyak ketimbang Arema. Jadi, secara kebugaran, pemain Persela lebih bagus.
Intip Posisi Tim Favoritmu
Advertisement