Sukses


Rapor 5 Pelatih Klub Jawa Timur di Seri Pertama BRI Liga 1: Eduardo Almeida Terbaik

Bola.com, Surabaya - Provinsi Jawa Timur merayakan hari jadi ke-76 pada Selasa (12/10/2021). Provinsi satu ini cukup istimewa karena disebut sebagai lumbung sepak bola nasional sejak lama, mulai dari pelatih hingga para pemainnya.

Sebuah anomali terjadi di BRI Liga 1 2021/2022. Tidak ada satupun klub Jawa Timur yang berada di posisi lima besar klasemen sementara sampai seri pertama rampung. Padahal, biasanya klub Jawa Timur bersaing di papan atas.

Jawa Timur adalah provinsi yang selalu menyumbang kontestan terbanyak di kasta tertinggi. Sejak 2020, terdapat lima klub asal Jawa Timur, yakni Arema FC, Madura United, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, dan Persik Kediri.

Jawa Timur juga selalu menyumbang banyak pemain untuk menembus Timnas Indonesia. Maklum, sudah banyak SSB atau akademi yang menjadi wadah pemain untuk berkembang. Apalagi, keberadaan klub kasta tertinggi juga turut membantu.

Dari komposisi pemain di masing-masing tim, sebenarnya mereka cukup apik untuk bersaing di papan atas. Sebab nama-nama beken menghuni skuat lima tim tersebut untuk bisa berbuat banyak dalam persaingan.

Seperti Arema FC misalnya yang masih mengandalkan banyak pemain putra daerah macam Johan Alfarizi, Dedik Setiawan, dan Dendi Santoso. Nama-nama itu dibantu oleh kinerja pemain asing yang juga apik seperti Adilson Maringa hingga Carlos Fortes.

Madura United yang kerap bersaing di papan atas pun tidak kalah berkualitasnya. Nama-nama masih menjadi andalan seperti Slamet Nurcahyo, Bayu Gatra, dan Asep Berlian. Keberadaan Jaimerson Xavier dan Rafael Silva.

Persebaya pun juga punya karakter skuat yang mirip dengan memiliki sejumlah pemain lokal top pada diri Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto, hingga Samsul Arif. Tapi, empat pemain asing masih perlu beradaptasi karena baru berkompetisi di Indonesia.

Persela agak berbeda karena melakukan banyak perombakan meski berhasil memulangkan pemain lama. Dwi Kuswanto dan Ahmad Bustomi yang senior mendapat dukungan dari Demerson Bruno Costa dan Ivan Carlos.

Persik mungkin juga perlu waktu untuk bisa membuat tim lebih nyetel karena berstatus tim promosi kampiun Liga 2 2019. Putra daerah Kediri juga tak kalah mumpuni dan mereka punya sosok Youssef Ezzejjari yang menjadi mesin gol andalan.

Tapi, musim kali ini sedikit berbeda karena kelima tim tersebut di atas malah terseok-seok mengarungi enam pertandingan seri pertama. Bahkan, kejamnya Liga 1 sudah memakan korban seorang pelatih yang berpisah dengan klubnya, dan itu adalah klub asal Jawa Timur.

Pengaruh sang arsitek diyakini membuat lima tim Jawa Timur belum mampu bersaing menembus lima besar. Bola.com telah merangkum rapor lima pelatih dari masing-masing klub tersebut di seri pertama BRI Liga 1. Simak ulasannya berikut ini:

2 dari 6 halaman

Eduardo Almeida (Arema FC)

Arema FC menjadi klub Jawa Timur dengan prestasi terbaik selama putaran pertama BRI Liga 1. Mereka berhasil menduduki peringkat keenam dengan raihan 9 poin hasil dua menang, tiga imbang, dan satu kalah.

Tim Singo Edan juga menjadi satu-satunya tim dengan selisih gol terbaik di antara lima kontestan Jawa Timur. Arema mampu memiliki surplus tiga gol setelah mencetak tujuh gol dan kebobolan empat kali.

Sosok pelatih Eduardo Almeida berada di balik kendali prestasi Arema ini. Pelatih berpaspor Portugal ini sempat membuat Arema jadi tim terakhir yang meraih kemenangan karena empat laga awal hanya berakhir seri dan kalah.

Perlahan, ketajaman Arema berhasil dikembalikan oleh Eduardo Almeida. Striker Carlos Fortes kini sudah nyetel dan diprediksi bakal bersaing dalam perebutan pencetak gol terbanyak. Puncaknya, Almeida membawa Arema menang tiga gol tanpa balas atas Persela di pekan keenam.

 

3 dari 6 halaman

Rahmad Darmawan (Madura United)

Laskar Sape Kerap berada di urutan kedua dengan menduduki peringkat ke-11 dan mengoleksi tujuh poin. Mereka meraih satu menang, empat imbang, dan satu kalah. Selisih gol mereka nol karena sama-sama kemasukan dan kebobolan lima kali.

Hasil ini cukup mengejutkan mengingat Madura United dipimpin oleh pelatih Rahmad Darmawan yang termasuk kondang di Indonesia. Jangan lupakan pria yang asal disapa RD itu pernah membawa Persipura Jayapura menjuarai Divisi Utama 2005 dan menyumbang trofi yang sama musim 2017 untuk Sriwijaya FC.

Madura United juga tercatat selalu mampu bersaing di papan atas dalam pekan-pekan awal Liga 1 sejak 2017. Tapi, kolaborasi catatan historis klub dan sepak terjang pelatih rupanya belum mampu membawa mereka lebih baik musim ini.

Mereka tercatat sebagai tim dengan koleksi gol terendah kedua dengan lima gol, setelah Persela Lamongan yang hanya mencetak tiga gol.

Permasalahan ini tentu saja menjadi alarm buat Rahmad Darmawan. Apalagi, jumlah golnya lebih sedikit dari pertandingan yang telah mereka jalani. Efektivitas dalam penyelesaian akhir merupakan problem yang belum tuntas.

4 dari 6 halaman

Aji Santoso (Persebaya)

Persebaya mengakhiri seri pertama BRI Liga 1 2021/2022 dengan hasil yang jauh dari harapan. Mereka kini menduduki peringkat ke-12 klasemen sementara dengan raihan enam poin hasil dua menang dan empat kalah dalam enam pertandingan.

Tim asal Kota Pahlawan itu bahkan berstatus sebagai tim dengan pertahanan paling buruk. Persebaya telah kebobolan 12 gol. Artinya, rata-rata mereka kebobolan dua gol dalam setiap pertandingan.

Menariknya, keterpurukan Persebaya “ diimbangi” dengan berstatus sebagai tim dengan produktivitas gol tertinggi di BRI Liga 1 dengan telah mencetak 10 gol. Raihan itu disamai oleh Bhayangkara yang berstatus pemuncak klasemen sementara.

Pelatih Aji Santoso tampaknya masih mencari komposisi yang tepat dalam mencari the winning team. Sejumlah cara dicoba dengan segala kendala yang mereka hadapi seperti krisis pemain akibat cedera maupun dipanggil Timnas Indonesia.

 

5 dari 6 halaman

Iwan Setiawan (Persela)

Pelatih Iwan Setiawan sepertinya masih berusaha beradaptasi untuk menemukan bentuk permainan Persela. Maklum, dia baru bergabung jelang BRI Liga 1 dengan komposisi pemain yang dihuni oleh mayoritas pemain muda.

Persela Lamongan memungkasi seri pertama BRI Liga 1 2021/2022 dengan hasil yang kurang memuaskan. Mereka hanya mampu mendulang enam poin dari enam pertandingan yang telah dilakoni.

Tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu memetik dua kemenangan, sedangkan empat sisanya berakhir dengan kekalahan. Hasil itu membuat Persela menduduki papan bawah, tepatnya peringkat ke-13 klasemen sementara.

Persela juga memiliki catatan yang buruk dalam urusan produktivitas gol. Tim arahan Iwan Setiawan itu hanya mampu mencetak tiga gol yang membuat Persela menjaadi tim dengan rekening gol terburuk selama seri pertama BRI Liga 1.

Kinerja para pemain asing masih belum terlihat optimal. Empat pemain itu adalah Demerson Bruno Costa, gelandang Guilherme Batata, gelandang Jabar Sharza, dan striker Ivan Carlos.

6 dari 6 halaman

Joko Susilo (Persik)

Persik Kediri mengakhiri kiprah di seri pertama BRI Liga 1 2021/2022 dengan hasil yang sangat tidak memuaskan. Mereka berada di zona merah alias zona degradasi bersama Barito Putera dan Persiraja Banda Aceh.

Tim berjulukan Macan Putih itu menduduki peringkat ke-16 klasemen sementara dengan hanya mengoleksi lima poin dalam enam pertandingan. Persik tercatat meraih satu kemenangan, dua imbang, dan tiga kali kekalahan.

Hasil itu membuat mereka berpisah dengan pelatih Joko Susilo yang diklaim dilandasi oleh kesepakatan bersama. Sampai sekarang, belum ada nama yang muncul sebagai pengganti untuk mengarsiteki Persik lagi.

Satu-satunya sesuatu yang bisa dibanggakan Persik selama seri pertama BRI Liga 1 adalah striker Youssef Ezzejjari. Pemain berpaspor Spanyol itu berada di peringkat keempat daftar pencetak gol terbanyak dengan koleksi empat gol.

Selain itu, tidak ada hal positif yang ditorehkan oleh Persik. Andri Ibo dkk. tidak bisa tampil konsisten dalam enam pertandingan seri pertama. Masih banyak problem yang dimiliki oleh kampiun Divisi Utama 2003 dan 2006 itu.

Video Populer

Foto Populer