Sukses


Rachmat Irianto, Berawal dari Stoper Menjadi Gelandang Jangkar Andalan Timnas Indonesia

Bola.com, Surabaya - Penampilan Rachmat Irianto dalam dua pertandingan Timnas Indonesia di play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 menuai banyak pujian. Dia mampu tampil sebagai gelandang bertahan yang menahan gempuran serangan Chinese Taipei dalam dua laga tersebut.

Rachmat Irianto ikut membawa Timnas Indonesia melangkah ke babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023.

Tim Garuda menang 3-0 atas Chinese Taipei dalam leg kedua pertandingan play-off yang digelar di Stadion Buriram, Thailand, Senin (11/10/2021) malam, yang memastikan Indonesia ke babak ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 dengan agregat kemenangan 5-1.

Menariknya, pemain yang karib disapa Rian itu sebenarnya bermain di posisi yang berbeda dengan awal kariernya. Pemain asal Surabaya itu memulai kariernya sebagai seorang stoper. Bermain di posisi itu pula yang membuatnya mendapatkan kontrak dari Persebaya Surabaya pada usia 17 tahun pada 2017.

Pemain asli Surabaya itu lantas masuk skuad Timnas Indonesia U-18 arahan Indra Sjafri pada tahun yang sama. Jadi bek andalan, Rian juga didapuk sebagai kapten di ajang Piala AFF U-18 2017 di Yangon, Myanmar.

Pada usia yang muda, Rachmat Irianto sebenarnya tidak selalu menjadi andalan di lini pertahanan Persebaya. Dia kerap kalah bersaing dengan sejumlah nama yang lebih senior, mulai dari Otavio Dutra, Fandry Imbiri, hingga Hansamu Yama.

2 dari 3 halaman

Bersama Djanur, Kali Pertama Jadi Gelandang Bertahan

Potensi Rachmat Irianto untuk menempati posisi lain kemudian muncul pada musim 2019 saat Persebaya ditangani pelatih Djadjang Nurdjaman. Dia dicoba menempati gelandang bertahan, namun masih belum optimal.

Bicara posisi itu, Persebaya biasanya mengandalkan gelandang jangkar Muhammad Hidayat yang juga tampil lebih apik. Duetnya bersama Aryn Williams sulit tergantikan selama musim 2019 tersebut.

Pada musim yang sama, Rian kemudian menempati beberapa posisi lain mulai bek kanan hingga bek kiri. Hasilnya cukup apik karena dia terlihat mampu beradaptasi di posisi baru.

Perkembangan Rian mulai terlihat pada 2020 saat pelatih Aji Santoso menjajalnya lagi di posisi gelandang bertahan. Tapi, lagi-lagi dia belum mampu maksimal karena kompetisi Liga 1 2020 dihentikan akibat pandemi.

Pemain jebolan kompetisi internal Persebaya itu akhirnya menunjukkan performa terbaiknya di BRI Liga 1 2021/2022. Tampil dalam lima pekan, dia selalu menjadi gelandang bertahan andalan, kali ini dengan ban kapten yang melingkar di lengannya.

Dia menjadi kapten termuda di BRI Liga 1 karena masih berusia 22 tahun. Justru, kepemimpinannya itu yang membuat Rian makin berkembang.

Persebaya sebenarnya tidak selalu meraih hasil positif di BRI Liga 1. Tapi, dia menjadi pemain yang mampu mencatatkan tekel terbanyak dengan 16 kali. Kerja kerasnya itu yang mengantarnya ke Timnas Indonesia.

3 dari 3 halaman

Kontribusi untuk Timnas Indonesia

Menghadapi Chinese Taipei, Rachmat Irianto selalu masuk starting eleven dan bertugas sebagai jangkar. Dia membukukan delapan kali intersep pada leg pertama dan membantu Tim Garuda menang 2-1.

Pada leg kedua, penampilan Rian makin baik. Dia adalah aktor utama yang membuat pemain lawan frustasi. Setiap pemain Chinese Taipei berusaha menyerang, dia selalu berupaya menghentikan, baik lewat sapuan, tekel, atau intersep.

Tak hanya itu, Rian juga mampu mengalirkan bola dari belakang ke lini depan dalam upaya membangun serangan. Melihat penampilannya, sosok pemain satu ini diprediksi bakal menjadi pemain andalan di lini tengah Timnas Indonesia sampai beberapa tahun ke depan.

Video Populer

Foto Populer