Sukses


Gary Neville, Lanjutan Cerita Bukti Tangan Dingin Ferguson

Bola.com - Mantan manajer Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson, disebut-sebut sebagai salah satu pelatih tersukses di Inggris. Selain soal jumlah raihan trofi, Ferguson pun mempunyai cerita menarik mengenai tangan dinginnya "menciptakan" manajer-manajer andal.  

Teranyar, Gary Neville-lah yang menjadi bukti lanjutan cerita tersebut. Pada Rabu (2/12/2015), pria berusia 40 tahun tersebut resmi ditunjuk sebagai pelatih Valencia, menggantikan Nuno Espirito Santo, yang mengundurkan diri setelah dinilai gagal mengangkat performa Los Che.

Gary Neville sempat dilatih Ferguson pada periode 1992 hingga 2011. Setelah itu, ia melanjutkan karier sebagai staf pelatih tim nasional Inggris pada Piala Eropa 2012 dan asisten pelatih Roy Hodgson di ajang Piala Dunia 2014 Brasil. 

Gary Neville (kiri) dan Sir Alex Ferguson (kanan) usai meraih trofi Community Shield saat masih berada di Manchester United pada 2008. (BBC)

Menurut daftar yang dirilis situs resmi Manchester United, Neville merupakan mantan pemain ke-28 era Ferguson yang melanjutkan karier sebagai manajer. Sebelumnya, para pelatih seperti Mark Hughes, Roy Keane, Laurent Blanc, hingga Steve Bruce lebih dulu mengambil langkah sama. 

Berikut ini daftar lengkap mantan anak asuh Ferguson yang sempat menjadi pelatih:

Viv Anderson, Michael Appleton, Henning Berg, Clayton Blackmore, Laurent Blanc, Steve Bruce, Chris Casper, Peter Davenport, Simon Davies, Darren Ferguson, Ryan Giggs, David Healy, Gabriel Heinze, Mark Hughes, Paul Ince, Andrei Kanchelskis, Roy Keane, Henrik Larsson, Gary Neville, Paul Parker, Mike Phelan, Bryan Robson, Mark Robins, Teddy Sheringham, Ole Gunnar Solskjaer, Frank Stapleton, Gordon Strachan, Chris Turner, Neil Webb.

Bola.com pun mencoba membahas beberapa nama selain Neville yang sudah lebih dulu beraksi di pinggir lapangan sebagai pelatih. Berikut ini kumpulan nama-nama pelatih itu: 

2 dari 4 halaman

1

Laurent Blanc saat jumpa pers menjelang laga Liga Champions 2014 antara PSG melawan Real Madrid. (uefa.com)

1. Laurent Blanc (2001-2003) — Bordeaux, Prancis, dan Paris Saint-Germain

Blanc mengakhiri karier sebagai pesepak bola bersama Manchester United dengan sempurna. Pria Prancis itu mendapatkan gelar Premier League 2003 dan kesuksesannya pun tertular saat melanjutkan karier sebagai manajer. Bersama Bordeaux, Blanc sukses mempersembahkan trofi Ligue 1 pada 2009. 

Setelah itu, Blanc dipercaya menangani timnas Prancis pada Euro 2012. Namun, Les Bleus tereliminasi setelah kalah dari Spanyol pada perempat final. Sempat setahun istirahat dari aktivitas sepak bola, Blanc kemudian membesut Paris Saint-Germain pada 2013.

Kariernya pun melejit di Parc des Princes setelah sukses membawa PSG meraih dua gelar beruntun pada musim 2014 dan 2015. Prestasi mantan kapten MU itu pun semakin mengkilap setelah mampu membawa skuat Les Parisiens meraih 5 trofi Piala Liga Prancis dan Piala Prancis.

Steve Bruce saat menangani Wigan Athletic. Foto diambil sebelum pertandingan Wigan melawan Blackburn Rovers di Edwood Park, 26 April 2009. (AFP/Andrew Yates)

2. Steve Bruce (1987-1996) — Sheffield United, Huddersfield Town, Wigan Athletic, Crystal Palace, Birmingham City, Wigan Athletic, Sunderland, dan Hull City

Setelah bermain dalam 309 penampilan untuk MU, Bruce masuk ke dunia kepelatihan melalui jalur berbeda dengan Blanc. Pria Inggris berusia 54 tahun itu harus mulai kariernya dari titik rendah. Dia pernah menangani  Sheffield United, Huddersfield Town, Wigan Athletic dan Crystal Palace.

Namun, nama Bruce mulai tenar ketika ia memutuskan untuk melatih Birmingham pada 2001. Pada musim 2006-07, Bruce sukses membawa Birmingham promosi ke Premier League. Akan tetapi, satu musim berikutnya, Birmingham kembali terdegradasi ke Divisi Championship. 

Pada musim 2008-09, Bruce kemudian menjadi manajer Wigan Athletic dan mampu membawa The Latic finis di peringkat ke-11 klasemen akhir. Setelah itu, ia hijrah ke Sunderland, sebelum akhirnya memutuskan bergabung dengan Hull City dan sukses membawa The Tigers meraih gelar Piala FA pada 2004. 

3 dari 4 halaman

2

Ryan Giggs saat didaulat menjadi caretaker manajer Manchester United pada 2014. (AFP/Andrew Yates).

3. Ryan Giggs (1991-2014) — Manchester United

 Karier Giggs di dunia kepelatihan sepak bola memang masih memasuki fase awal. Legenda Old Trafford ini sempat menjadi caretaker manajer MU selama empat pertandingan setelah David Moyes dipecat pada April 2014. 

Dari empat laga tersebut, Giggs berhasil meraih dua kemenangan (Hull City 3-1, Norwich City 4-0), satu kali imbang (Southampton 1-1), dan satu kali kekalahan (Sunderland 0-1). Kini, pelatih asal Wales tersebut berstatus sebagai asisten manajer Louis van Gaal di Old Trafford. 

Mark Hughes saat masih melatih Manchester City pada 2008. (AFP/Adrian Dennis)

4. Mark Hughes (1983-1995) — Timnas Wales, Blackburn Rovers, Manchester City, Fulham, Queens Park Rangers, dan Stoke City

Hughes mencetak 153 gol untuk MU dalam dua kesempatan yang berbeda saat menjadi pemain. Ketika memutuskan meniti karier sebagai manajer, Hughes langsung diberi kepercayaan menangani timnas Wales. Pria 52 tahun itu nyaris membawa timnya ke Euro 2004, akan tetapi mereka takluk dari Russia pada babak play-off.

Setelah itu, Hughes cukup sukses bersama Blackburn dengan membawa mereka ke peringkat enam dan tujuh pada 2004 hingga 2006. Dia juga mampu mengantarkan The Blue and White melenggang ke semifinal piala FA 2004 untuk pertama kalinya dalam sejarah klub dalam 40 tahun terakhir. 

Bruce pun pernah menjadi musuh utama Setan Merah ketika dia menerima tawaran Manchester City pada 2 Juni 2008. Akan tetapi, saat berada di Stadion Etihad, dia tak mampu meraih satu gelar pun. Setelah itu, ia melanjutkan karier bersama Fulham (2010), Queens Park Rangers (2011), dan terakhir, Stoke City (2013). 

4 dari 4 halaman

3

Ekspresi Roy Keane saat menyaksikan timnya, Sunderland, melawan Aston Villa, pada laga Premier League, 22 Maret 2008. (AFP/Ian Kington)

5. Roy Keane (1993-2005) — Sunderland, dan Ipswich Town

Roy Keane merupakan salah satu pemain yang sukses ketika berseragam MU. Selama 12 tahun berkarier di Old Trafford, pria asal Irlandia tersebut mempersembahkan total 17 trofi, termasuk raihan treble winners (Liga Champions, Premier League, dan Piala FA) pada 1999.

Setelah memutuskan pensiun pada 2006, Keane memulai kariernya sebagai pelatih bersama Sunderland. Akan tetapi, meski sukses mengantarkan The Black Cats promosi ke Premier League, karier Keane tak berlangsung lama karena sering terlibat friksi dengan para pemain dan petinggi klub. 

Setelah itu, Keane hijrah ke Ipswich Town pada 2009. Sayangnya, lagi-lagi kariernya tidak cemerlang dan ia pun didepak klub dua tahun berselang. Pada 2013, Keane didaulat menjadi asisten pelatih tim nasional Irlandia dan setahun setelahnya menerim jabatan sebagai asisten manajer Aston Villa. 

Namun, pada 28 November 2014, Keane melepaskan jabatannya di Villa dengan maksud agar bisa berkonsentrasi bersama timnas Irlandia. Kini, untuk mengisi waktu luang, pria berusia 44 tahun itu kerap mengisi acara sepak bola di berbagai televisi Inggris sebagai pengamat. 

Bryan Robson saat masih melatih Sheffield United pada 2007. (Football365)

6. Bryan Robson (1981-1994)  — Middlesbrough, Bradford City, West Bromwich Albion, Sheffield United, dan Thailand

Berjuluk Kapten Marvel, Bryan Robson selalu dianggap sebagai salah satu pemain dengan karakter seorang manajer saat masih aktif sebagai pemain MU. Anggapan itu terbukti dengan membawa Middlesbrough menjuarai titel divisi satu dan kemudian promosi ke Premier League pada 1996.

Pada 1997, Boro pun mampu melenggang ke final piala Liga dan piala FA. Akan tetapi, mereka takluk dari Leicester City dan Chelsea di dua ajang tersebut. Setelah itu, Robson melanjutkan karier bersama Bradford City pada 2003, West Bromwich Albion (2004), dan Sheffield United (2007). 

Pada 23 September 2009, Robson dipercaya menangani timnas Thailand. Namun, kurang lebih dari setahun, dia meletakkan jabatannya setelah gagal membawa negeri Gajah Putih lolos dari grup A Piala AFF 2010 pasca ditahan imbang Laos dan Malaysia serta kalah dari Indonesia.

Video Populer

Foto Populer