Sukses


Akhir Tragis Perjudian Jose Mourinho di Markas Liverpool

Jakarta Tidak ada yang meragukan kemampuan Jose Mourinho dalam menangani tim. Hanya saja, pelatih asal Portugal itu seperti tak berjodoh dengan Manchester United. Situasi ini kian memburuk setelah para pemain MU pulang dengan kepala tertunduk dari markas Liverpool. 

Sejak 2013, Setan Merah tidak pernah kalah saat bertandang ke Anfield. Namun tradisi ini terhenti, Minggu (16/12/2018). Manchester United kalah 1-3 dari Liverpool dalam lanjutan Premier League 2018/19.

Tiga gol Liverpool dicetak oleh Sadio Mane (24'), dan Xherdan Shaqiri (73' dan 80'). Sementara gol hiburan MU dipersembahkan oleh Jesse Lingard pada menit ke-31. 

Berkat kemenangan ini, Liverpool pun merangkak naik ke posisi puncak dengan 45 poin. Sementara Setan Merah berada di urutan keenam dengan koleksi 26 poin dari 17 pertandingan. Ini merupakan catatan terburuk MU di Liga Inggris sejak musim 1990/91. 

Disaksikan oleh mantan manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson, MU dibuat tak berkutik oleh skuat Jurgen Klopp. Permainan bertahan ala parkir bus yang menjadi ciri khas skema bermain Mourinho juga gagal membendung gempuran The Reds. Tiga gol yang bersarang ke gawang David de Gea membuat MU kebobolan 29 gol hanya dalam 17 pertandingan musim ini.

Tahun lalu, angka ini merupakan jumlah kebobolan yang dialami MU sepanjang musim.   

"Saya yakin banyak pemain yang bermain untuk MU saat ini tidak cukup baik untuk MU," kata mantan pemain MU, Roy Keane kepada Sky Sports. "Saya benar-benar percaya itu. Mereka adalah pemain bagus, tapi tidak untuk MU," kata Keane menambahkan. 

Mantan pemain Newcastle United, Alan Shearer seperti dilansir The Sun, juga melihat hal yang sama. Dia menilai, barisan belakang MU keropos, dan lini tengahnya minim kreasi. Menurut Shearer, kondisi ini bakal menyulitkan Setan Merah finis di posisi empat besar. 

"Jika ada yang mengatakan kepada saya kalau pemain sudah memberikan yang mereka bisa, saya tidak akan percaya," kata Shearer mengomentari permainan MU vs Liverpool. 

Sejak awal fan MU langsung bereaksi saat mengetahui susunan pemain yang diturunkan Mourinho menghadapi Liverpool. Sebab mantan pelatih Real Madrid itu merombak total komposisi pemain yang sebelumnya tampil saat MU bersua Valencia di Liga Champions.

Dari seluruh starter yang tampil 13 Desember lalu, hanya Romelu Lukaku yang kembali dipercaya tampil sejak menit pertama melawan Liverpool. Sedangkan pemain-pemain seperti  Eric Bailly, Anthony Martial, Paul Pogba hingga Juan Mata justru jadi cadangan. Fans MU tidak percaya Mourinho berani bereksperimen saat menghadapi lawan sekelas Liverpool. 

"Saya membuat banyak keputusan, saya buat banyak keputusan. Mengawali laga degan 11 pemain dan meninggalkan sisanya di bangku cadangan. Saya selalu memilih pemain yang menurut saya terbaik untuk tim," ujar Mourinho dalam jumpa pers sebelum pertandingan. 

"Saya pikir, bermain dengan Herrera, Matic, dan Lingard, akhir-akhir ini membuat kualitas tim turun, tapi di waktu yang sama kami lebih agresif dan lebih simpel dan lebih intens tanpa bola dan saya pikir ini lah yang dibutuhkan melawan tim seperti Liverpool," kata Jose Mourinho

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini.

2 dari 3 halaman

Alasan Mourinho

Sebagai manajer, Mourinho tentu saja memiliki pertimbangan sendiri dalam menentukan komposisi timnya. Deretan trofi yang berhasil dipersembahkan Mourinho kepada tim-tim yang pernah ditangani sebelumnya merupakan bukti kepiawainnya meramu strategi. 

Namun Mourinho mengaku sulit bersaing dengan Liverpool yang sudah unggul 19 poin. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena banyak pemain yang mengalami cedera permanen. Menurutnya, situasi ini adalah warisan pelatih sebelumnya, David Moyes dan Louis van Gaal. 

"Kami punya banyak masalah yang berkaitan dengan fisik," kata Mourinho. "Banyak pemain saya bagus secara teknis, tapi tidak punya intensitas dan fisik seperti itu," katanya. 

Mourinho mulai menangani MU sejak 2016 lalu. Kehadiran Mou diharapkan mampu mendongkrak prestasi MU yang merosot sejak kepergian Sir Alex Ferguson 2013 lalu.

Pada musim pertamanya, Mourinho langsung menggebrak dengan gelar EFL Cup (2016-17), FA Community Shield (2016), dan Liga Europa (2016-17). Sayang, Mourinho gagal meningkatkan pencapaian ini pada tahun tahun berikutnya. Keinginan untuk meraih kembali gelar Liga Inggris dan Liga Champions tidak kunjung kesampaian hingga saat ini. 

 

3 dari 3 halaman

Semakin Rawan

Celakanya, Mourinho selama ini dikenal sebagai pelatih yang tidak bertahan lama. Memasuki tahun ke tiga di sebuah klub, Mourinho justru melempem dan mulai berulah. Ini terjadi kepada The Special One saat menukangi Real Madrid, Inter Milan, dan Chelsea. 

Mantan pemain MU, Gary Neville, menyadari hal ini. Dia menilai, Mourinho sudah tidak dapat lagi membantu Setan Merah untuk bangkit. Karena itu, dia berharap manajamen segera mengambil keputusan untuk menyelamatkan MU dari keterpurukan yang lebih parah. 

"Manchester United, saya yakin akan mengganti manajer di akhir musim paling lambat. Kita semua sangat yakin akan hal itu," ujar Neville seperti dikutip dari Tribal Football.

"Tapi ruang dewan sangat naif, tidak bisa dipercaya. Untuk memberinya kontrak diperpanjang, dengan mengetahui siklusnya setiap tiga tahun, luar biasa," kata Neville.

Namun Neville sadar, bukan perkara mudah bagi manajemen mendepak Mourinho. Sebab, bila diberhentikan di tengah jalan, manajemen harus membayar pesangon yang besar. 

"Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengannya, mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan kepadanya. Mereka tidak tahu apa yang akan dia katakan di setiap konferensi pers. Ini akan menghabiskan biaya besar untuk kehilangan dia sekarang," kata Mourinho.

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

 

Video Populer

Foto Populer