Sukses


Krisis Tak Berkesudahan yang Mendera Manchester United

Jakarta - Manchester United masih jauh dari kata selesai dari krisis. Jangankan gelar juara Liga Inggris, bisa kembali meraih posisi empat besar saja bakal jadi tugas yang cukup berat bagi skuat Ole Gunnar Solskjaer.

Manchester United memulai memusim dengan kemenangan telak 4-0 atas Chelsea. Liga Inggris dan fans MU pun bersorak. Kemenangan yang ditorehkan lewat gol Anthony Martial, Marcus Rashford (2 gol) dan Daniel James ini langsung digadang-gadang menjadi start bagus buat Setan Merah.

Padahal, jauh panggang dari api. Sejak awal, MU memang diragukan bisa berbuat banyak musim ini. Maklum, aktivitas transfer MU musim ini terbilang minim yaitu merekrut tiga pemain saja; Daniel James, Aaron Wan-Bissaka dan Harry Maguire.

Memecahkan rekor transfer untuk Maguire yang dinobatkan sebagai bek termahal belum cukup. Masalah Manchester United di Liga Inggris ternyata tidak hanya di posisi pertahanan saja, namun semua sektor.

Kekuatan MU juga melemah setelah Romelu Lukaku hengkang ke Inter Milan. Sedangkan lini tengah relatif diisi pemain yang sama kecuali kehadiran Scott Mc Tominay sebagai starter dan Daniel James.

Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer meyakini timnya hanya kurang beruntung saat kalah dari Crystal Palace.Meski dia mengaku timnya memang tampil buruk melawan klub asal London tersebut.

"Ya tentu saja (hasil yang sulit diterima). Pada paruh pertama kami bermain buruk. Dalam setengah jam pertama Anda merasa mengendalikan laga dan mungkin sepertinya terlalu mudah. Kami benar-benar tidak memiliki semangat dan urgensi tentang diri sendiri, dan mereka mencetak gol dengan peluang pertama," ujar Solskjaer.

"Itu hanya (umpan) tendangan jarak jauh, itu (gol Jordan Ayew) seharusnya tidak pernah terjadi, itu adalah pertahanan yang buruk. Tetapi pada babak kedua, saya menilai kami sangat baik," lanjutnya.

MU menuai dua hasil buruk di dua pekan terakhir. Imbang lawan Wolverhamtpon dan dikalahkan New Castle tentu tidak ada dalam skema Solskjaer untuk Manchester United. Pekan depan, Manchester United akan tandang ke markas Southampton untuk menguji kembali ketangguhan mereka.

Masalah pelik harus segera dibenahi Manchester United. Di antaranya masalah eksekutor penalti yang dua laga beruntun gagal melaksanakan tugas dengan baik sehingga Manchester United terjungkal.

 

Sumber asli: Talksport, Podcast

Disadur dari: Liputan6.com (Defri Saefullah/Thomas, Published 27/08/2019)

 

 

2 dari 3 halaman

Diragukan

Hasil minor di dua laga langsung menuai keraguan di antara fans, pengamat dan juga mantan pemain MU.Banyak yang mulai meragukan kapasitas Ole sebagai manajer top.

MU bagaimanapun ingin kembali ke masa kejayaan seperti di era Alex Ferguson. Masa itu kini sudah bergeser ke rival sekota Manchester City yang sedang mengincar hattrick juara Liga Inggris.

Owner Crystal Palace, Simon Jordan diantaranya yang meragukan kapasitas Solskjaer. Entah karena jemawa atau apa, Jordan seperti mengolok-olok kemampuan Solskjaer di MU.

Dia beralasan itu karena merasa Old Trafford sudah tidak mengerikan lagi bagi tim tamu. Sejak Ferguson meninggalkan MU, Old Trafford seakan menjadi tempat yang biasa bagi lawan.

"Mereka itu Manchester United, kita menyaksikan laga mereka karena mereka Manchester United," ujar Jordan seperti dikutip Talksport.

"Saya pikir kejayaan MU tak akan kembali di bawah arahan Solskjaer. Soalnya di luar citra itu, kita tahu pemain terbaiklah yang akan memenangkan pertandingan."

Sedangkan Gary Neville, eks bek kanan MU tidak berharap Solskjaer dipecat. Namun dia mengatakan MU sulit untuk jadi juara dalam waktu dekat.

"Jaraknya mungkin terlalu jauh, tapi saya percaya empat atau lima bursa transfer lagi adalah waktu yang sangat tepat bagi Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United untuk mendapatkan kembali tipe skuat yang ia inginkan untuk menantang Liverpool dan Manchester City," ujar Neville dalam Gary Neville Podcast.

Neville percaya bahwa Solskjaer tak bisa membangun Manchester United hanya dalam waktu yang sangat singkat. Ia meyakini bahwa rencana yang ada di dalam kepala pria asal Norwegia tersebut adalah proyek jangka panjang.

"Ini adalah proyek jangka panjang, bukan yang bisa diperbaiki dalam waktu cepat. Tidak ada tongkat ajaib untuk pelatih manapun. Ole Gunnar Solskjaer akan melintasi jalan yang panjang, tak ada jalan pintas. Pada momen berat ini, orang harus tetap bersabar," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Perbaiki Suasana Ruang Ganti

Suasana di ruang ganti pun sebaiknya diperbaiki oleh Ole Gunnar Solskjaer. Seperti diketahui, hingga saat ini masih ada beberapa pemain yang belum bisa dijual di bursa transfer seperti Alexis Sanchez.

Selain itu, ada juga pemain yang nasibnya digantung seperti Nemanja Matic. Gelandang asal Serbia ini dikabarkan ingin bicara empat mata dengan Solskjaer untuk mempertanyakan nasibnya.

Maklum, Solskjaer sudah tidak memainkan Matic dalam tiga pertandingan MU. Ini tentu membuat Matic gerah. Padahal banyak klub yang meminati jasa gelandang 31 tahun ini.

Posisi Matic tergusur oleh Scott Mc Tominay,gelandang muda yang ingin dilambungkan oleh Solskjaer. Matic mungkin ingin agar Solskjaer bersikap seperti saat bicara nasib Alexis Sanchez. Soal ini, Solskjaer jelas mengutarakan siap lepas Alexis kalau ada tawaran yang jelas.

Kejelasan ini harus dibenahi Solskjaer. Ini agar menjaga kondusivitas dan kekompakan diantara pemain Manchester United.

Video Populer

Foto Populer