Sukses


Pangeran William Mengutuk Rasialisme di Sepak Bola

Bola.com, London - Pangeran William turut angkat bicara perihal kasus rasialisme di dunia sepak bola yang marak terjadi belakangan ini. Seperti sebagian besar fan sepak bola dunia lainnya, orang nomor satu di Cambridge tersebut juga mengutuk kasus rasialisme.

Komentar itu disampaikan Pangeran William dalam kunjungannya ke klub sepak bola Hendon di London Utara pada Jumat (6/9/2019). Kunjungan William ke markas tim kasta ketujuh dalam struktur sepak bola Inggris itu merupakan bagian dari upaya kampanye seputar kesehatan mental.

"Orang-orang kerap berbicara tentang masalah kesehatan mental. Padahal, rasialisme adalah satu di antara penyebabnya. Kita harus melakukan sesuatu tentang itu. Jujur, saya sudah muak dengan rasialisme," ujar pria dengan gelar Duke of Cambridge itu.

Melansir The Guardian, Sabtu (7/9/2019), keprihatinan sang pangeran terfokus kepada kasus rasialisme di sepak bola Inggris. Beberapa waktu yang lalu, pemain Chelsea, Tammy Abraham, sempat menjadi korban rasialisme.

Striker 21 tahun itu mendapat komentar bernada rasial di media sosial usai gagal mengeksekusi penalti dan membuat Chelsea kalah 4-5 dari Liverpool di laga UEFA Super Cup, Kamis (15/8/2019) dini hari WIB.

Lebih baru, pemain Manchester United, Paul Pogba dan Marcus Rashford, juga mendapat perlakuan yang sama dari segelintir orang. Pogba dan Rashford juga mendapat komentar bernada rasial kala keduanya gagal mengeksekusi penalti untuk Manchester United.

2 dari 2 halaman

Tidak Hanya di Inggris

Bukan hanya di Inggris, rasialisme juga dialami pemain baru Inter Milan, Romelu Lukaku. Lukaku menjadi korban rasial saat membela Nerazzurri melawan Cagliari di Sardegna Arena pada Senin (2/9/2019).

Lukaku mendapat hinaan dari fan Cagliari sebelum mengeksekusi penalti pada menit ke-72. Saat tendangan 12 pas berhasil dikonversi menjadi gol, cemoohan fan semakin menjadi-jadi.

Ultras Inter Milan, L'urlo della Nord, sempat mengklaim kalau suporter sepak bola Italia tidak ada yang memiliki sikap rasialis. Menurut L'urlo della Nord, suporter Cagliari hanya ingin memberikan tekanan kepada pemain lawan.

Apapun alasannya, rasialisme tidak berhak mendapat pembelaan. Kasus tersebut diyakini bisa mencederai profesionalitas dunia sepak bola modern.

Sumber: The Guardian

Video Populer

Foto Populer