Sukses


Laporan Langsung dari Inggris: Menikmati Nuansa Markas Sang Calon Jawara Premier League 2019 - 2020

Laporan Fitri Apriani dari Kota Liverpool, Inggris

TAK lengkap rasanya bagi saya datang ke Inggris tanpa berkunjung ke beberapa stadion keramat. Nah, pada dua hari lalu, saya mendapat kesempatan menghabiskan waktu di kota yang bakal berpesta jika Liverpool berstatus jawara Premier League musim ini.

Pendeknya, ketika banyak orang bertanya mengapai Liverpool, saya cukup menjawab dengan lima kata, yakni karena kota ini mau juara. Maklum, Liverpool hanya butuh empat kemenangan lagi untuk memastikan torehan manis bagi skuat Jurgen Klopp.

Saya menempuh perjalanan dari Birmingham ke Liverpool dengan menggunakan kereta. Harga tiket yang saya bayar untuk pergi - pulang adalah 27 pounds atau sekitar Rp481 ribu. Berangkat dari Stasiun Birmingham New Street, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Stasiun Liverpool Lime Street sekitar 2 jam.

Di dalam kereta, waktu 2 jam tak terasa lama. Sebab, pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan tampak menyedapkan mata. Deretan rumah-rumah, pusat industri, sampai perkebunan mendominasi pemandangan.

Tiba di Stasiun Liverpool Lime Street menunjukkan pukul 11.45 waktu setempat. Belum terlalu siang untuk mulai menyusuri jalanan Liverpool. Saat itu, suhu udara Liverpool sama dengan Birmingham, yakni berkisar di angka 8 - 10 derajat Celsius. Bedanya, angin yang berembus lebih kencang, mungkin karena Liverpool adalah kota pelabuhan.

Begitu keluar dari Stasiun Liverpool Lime Street, sudah ada tanda panah harus lewat mana untuk pergi ke Stadion Anfield. Ya, tujuan saya memang ke Anfield, markas besar Liverpool.

 

2 dari 3 halaman

Jalan Kaki

Jarak dari stasiun ke stadion hanya 2,5 kilometer. Saya memilih jalan kaki, selain ingin menikmati kota, juga karena tidak terburu-buru waktu. Jalan kaki ini memakan waktu sekitar 45 menit.

Dengan menahan dingin karena embusan angin, gerbang Stadion Anfield mulai terlihat. Inilah markas dari klub yang musim kemarin menjadi juara Liga Champions.

Setibanya di Anfield, pertama-tama saya pergi ke Liverpool Store. Toko yang menjual pernak-pernik mulai dari jersey dan lain-lain. Barang-barang di sini hampir semua buatan Asia.

Sambil mengistirahatkan kaki, saya coba masuk ke cafe yang ada di dalam Liverpool Store. Di sana saya memesan teh panas dan croissant. Lumayan untuk menghangatkan badan karena di luar sangat dingin.

Sekitar setengah jam di Liverpool Store, saya berkeliling Stadion Anfield. Mengitari seluruh bangunan dari stadion yang dibangun pada 1884 itu. Banyak titik foto yang cocok untuk dipajang di media sosial.

 

3 dari 3 halaman

Sisi Lain

Mulai gambar logo Liverpool yang superbesar, sampai patung pemain legendaris. Tulisan The Kop yang ada di bawah logo Liverpool, kemudian di bawahnya lagi ada patung Bill Shankly juga pantang untuk dilewatkan berfoto.

Secara umum, kompleks Stadion Anfield ini menawarkan beragam pengalaman. Ada tur stadion dan museum. Tentu saja ini adalah daya tarik buat fans Liverpool di seluruh dunia.

Bagi saya yang berasal dari Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya, berada di area Anfield adalah sebuah keistimewaan. Apalagi, hampir dipastikan saya punya banyak kenangan ketika Liverpool memastikan diri sebagai jawara Premiership musim ini.

Disadur dari : Bola.net

Penulis / Editor : Fitri Apriani / Gia Yuda Pradana

 

Video Populer

Foto Populer