Sukses


5 Kesalahan Transfer Terparah Manchester United di Era Ed Woodward, Buang-buang Duit Saja

Bola.com, Manchester - Manchester United berusaha mendatangkan Jadon Sancho dari Borussia Dortmund pada bursa transfer musim panas ini. Namun, MU sepertinya menemui jalan buntu dan transfer itu tampak sulit terwujud. 

Tanpa ada perekrutan signifikan yang dilakukan hingga saat ini, Manchester United tampaknya akan kembali mengulangi kesalahan yang sama. Setan Merah kerap buruk dalam menangani bursa transfer pemain. 

Manchester United memang mencatatkan kiprah yang apik pada dua jendela transfer musim 2019/2020. Namun, sebelum itu, tepatnya setelah era Sir Alex Ferguson, Red Devils terkenal gegabah dan nekat dalam berbelanja.

Mereka tidak hanya menghamburkan uang dengan sembrono, tetapi juga sulit menjual pemain dengan harga yang layak.

Manchester United juga melepaskan beberapa kali melepas pemain yang berpotensi punya masa depan cerah di klub. Mari menengok 5 kesalahan transfer terburuk yang dilakukan Manchester United di bawah sang CEO, Ed Woodward, seperti dilansir Sportkeeda, Minggu (24/8/2020).   

2 dari 6 halaman

5. Menjual Wilfried Zaha and Memphis Depay

Kedua winger tersebut tidak tampil luar biasa saat MU menjual mereka. Zaha masih berusaha menembus tim utama, dan Depay dianggap menghalangi kemajuan United. Namun, saat itu mereka juga bermain untuk manajer yang tidak tertarik untuk mempertahankannya.

Wilfried Zaha dan Memphis Depay pindah dan berkembang menjadi pemain andalan di tim barunya masing-masing. Zaha dilepas ke Crystal Palace dengan banderol 15 juta euro. Depay dijual ke Olympique Lyon senilai 17 juta euro. 

Zaha dan Depay sebenarnya terlihat akan sangat senang bermain di bawah Ole Gunnar Solskjaer. Dengan demikian, keputusan manajemen yang dikombinasikan dengan kebijakan rekrutmen yang buruk menyebabkan United kehilangan dua pemain potensial.

 

3 dari 6 halaman

4. Merekrut Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin

Demi membangun tim untuk Louis Van Gaal, Manchester United membeli beberapa gelandang, dua di antaranya Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin yang berakhir hanya berkontribusi minimal. 

Perekrutan mereka diumumkan pada hari yang sama. Kesepakatan itu belakangan terbukti hanya membuang-buang uang. 

Schweinsteiger juga mengalami ujian diperlakukan tidak hormat pada era Jose Mourinho. Manajer Portugal itu memutuskan mengirimnya berlatih bersama tim U-23 karena masalah kebugaran.

Setelah musim debut di bawah standar, Schneiderlin hanya mencatat 3 pertandingan pada musim kedua sebelum dijual ke Everton pada Januari 2017.

Baik Schweinsteiger dan Schneiderlin adalah akuisisi yang keliru. Manchester United padahal bisa dengan mudah menghabiskan uang itu untuk membeli pemain-pemain muda potensial.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Membeli Henrikh Mkhitaryan

Mkhitaryan gagal menjadi pemain kreatif seperti yang diinginkan MU. Dia juga buruk dalam bertahan. Henrikh Mkhitaryan bahkan tak pernah cocok dengan rencana Mourinho untuk Setan  Merah. 

Ia bukan sosok yang mau turun ke belakang untuk ikut membantu pertahanan. Padahal ia datang ke Old Trafford pada 2016 bermodal penampilan apik di Bundesliga bersama Borussia Dortmund.  

Mkhitaryan butuh waktu lama beradaptasi di Old Trafford. Namun, ia akhirnya bisa menjadi andalan MU di Europa dan liga. Sayang, pada musim keduanya di MU kontribusinya menyusut tajam. 

Mkhitaryan tak pernah mencapai level terbaik seperti saat masih di Dortmund. Pemain Armenia yang dibeli seharga 30 juta pounds itu akhirnya menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran pemain dengan Arsenal pada Januari 2018. MU mendapatkan Alexis Sanchez, sedangkan Mikhitaryan pindah ke Emirates.  

 

5 dari 6 halaman

2. Angel Di Maria

Angel Di Maria adalah pemain yang luar biasa. Secara mengejutkan ia dilepas oleh Real Madrid pada musim panas 2014. Padahal, Di Maria adalah pemain terbaik Los Blancos pada musim 2013/2014. 

Sayangnya, manajer MU saat itu, Louis van Gaal, tidak punya ide bagaimana memakai jasa pemain Argentina tersebut. 

Di Maria sempat tampil menawan pada pekan-pekan awal setelah gabung MU dengan mahar 59,7 juta pounds. Namun, penampilan Di Maria menurun tajam setelah berkali-kali posisinya berubah. 

Meski demikian, Di Maria masih mencatatkan 12 assist di Premier League musim ini. MU seharusnya berusaha mempertahankannya atau setidaknya menanganinya dengan lebih baik. Tetapi, Setan Merah malah menjualnya setelah musim itu berakhir. 

Di Maria akhirnya gabung ke PSG dan menjadi salah satu pemain terbaik mereka. Sang pemain menjadi  korban MU yang tak memiliki rencana jangka panjang, serta hanya bergerak dari manajer satu ke manajer lainnya. 

 

6 dari 6 halaman

1. Alexis Sanchez

Alexis Sanchez merupakan blunder transfer terparah yang pernah dilakukan Manchester United. Dia didatangkan dari Arsenal pada Januari 2018 dengan skema pertukaran pemain. Saat itu, MU melepas Mkhitaryan ke Arsenal. 

Saat dibeli, Sanchez mengantongi modal meyakinkan, dengan menyumbangkan 80 gol dalam 166 pertandingan bersama The Gunners. 

Namun, di Manchester United ia seperti kehilangan sentuhan magisnya. Selama 1,5 tahun bersama MU, pemain Chile itu hanya mencetak lima gol. Ironisnya, ia adalah pemain bergaji tertinggi di MU dengan bayaran mencapai lebih dari 300 ribu pounds per pekan. 

Pada musim panas 2019, Sanchez dipinjamkan ke Inter Milan. Bahkan, MU masih menanggung sebagian besar gajinya.

Manchester United akhirnya menjualnya ke Inter Milan pada awal bursa transfer musim panas ini. Transfer Sanchez terbukti sebagai yang terburuk di era setelah Sir Alex Ferguson pensiun. 

Sumber: Sportkeeda

Video Populer

Foto Populer