Sukses


8 Sosok Paling Kontroversial di Sepanjang 27 Tahun Liga Inggris: Ampun Deh Kelakuan Eric Cantona, Jose Mourinho, hingga Mario Balotelli

Bola.com, Jakarta - Selama 27 tahun sejarahnya, Liga Inggris (dengan nama baru Premier League) telah memberikan para penggemar aksi, hiburan, dan sepak bola kelas dunia yang menakjubkan. Tentu saja, kompetisi kasta elite satu ini tak lepas dengan aksi-aksi dengan kontroversi.

Ada beberapa karakter kontroversial, baik di dalam maupun di luar lapangan, sepanjang sejarah Premier League.

Beberapa di antaranya dengan beberapa dipandang sebagai penjahat oleh para penggemar dan yang lainnya sebagai pahlawan dipuja setinggi langit.

Inilah 10 karakter paling kontroversial dalam sejarah Premier League, tanpa urutan tertentu.

Video

2 dari 9 halaman

Eric Cantona

Masih dikenal sebagai 'The King' di antara para penggemar Manchester United, cukup adil untuk mengatakan bahwa Eric Cantona membantu merevolusi sepak bola Inggris selama tahun-tahun awal Premier League.

Tanpa keberhasilan pemain Prancis satu ini, yang memenangkan enam trofi utama, termasuk empat gelar Liga Premier bersama Setan Merah, bintang-bintang luar negeri kelas dunia mungkin tidak akan pernah pergi ke Inggris.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa Cantona juga merupakan karakter yang sangat kontroversial sepanjang waktunya di Old Trafford. Bahkan cara dia tiba di United, dari klub rivalnya Leeds United ramai diperbincangkan penggemar kedua klub..

Cantona sudah memiliki masa lalu yang unik sejak bermain di Prancis. Ia sering terlibat kekerasan, punya pribadi yang pemarah, dan sering melanggar aturan main.

Pemain Prancis itu brilian di lapangan, tetapi sisi gelapnya sering muncul secara mengejutkan. Dia mendapat kartu merah pada tiga kesempatan selama musim 1993-1994, tetapi musim 1994-1995 membuatnya lebih mendapat banyak sorotan.

Dalam insiden yang mungkin paling terkenal dalam sejarah Premier League, Cantona diusir dari lapangan dalam pertandingan melawan Crystal Palace karena tendangan keras pada Richard Shaw. Dia kemudian melanjutkan untuk melompat ke kerumunan untuk menendang kung-fu penggemar yang menghujani dia dengan pelecehan.

Cantona tidak hanya didakwa melakukan penyerangan dan dihukum dengan 120 jam pelayanan masyarakat, tapi dia juga dilarang oleh FA selama delapan bulan. Sekembalinya, Cantona mampu menjaga sikapnya di lapangan dan membawa Manchester United meraih dua gelar Premier League lagi.

3 dari 9 halaman

John Terry

Mantan bek Chelsea, John Terry, sampai saat ini masih terkenal sebagai pahlawan sejati di Stamford Bridge, di mana spanduk terkenal yang bergambar dirinya dan bertuliskan Kapten selalu hadir di salah satu sudut tribune.

Namun, meski sukses besar sepanjang karirnya, pemain internasional Inggris itu masih menjadi sosok kontroversial yang sebagian besar dibenci oleh fans lawan.

Kontroversi pertama Terry datang tidak lama setelah dia masuk ke tim utama Chelsea selama kampanye 2000-2001. Pada September 2001, sang bek bersama dengan tiga rekan setimnya didenda oleh Chelsea setelah berperilaku tidak pantas terhadap turis Amerika.

Mengingat Terry baru berusia 20 tahun saat itu, insiden itu dianggap sebagai kenaifan remaja. Dan setidaknya untuk beberapa tahun ke depan, dia menjauh dari kontroversi. Selama periode itu, Terry tidak hanya menjadi kapten untuk Chelsea dan Inggris, tetapi dia juga memimpin timnya meraih dua gelar Premier League.

Namun, sisi gelap Terry muncul kembali pada awal 2010, ketika diduga terlibat perselingkuhan dengan mantan pacar mantan rekan setimnya di Chelsea dan Inggris Wayne Bridge. Kapten The Blues membantah perselingkuhan itu pernah terjadi, tetapi dalam insiden yang banyak dipublikasikan, Bridge menolak untuk menjabat tangannya sebelum pertandingan antara Chelsea dan tim baru Bridge, Manchester City.

Tuduhan itu menyebabkan bos Inggris saat itu, Fabio Capello, mencopotnya dari jabatan kapten Inggris. Sayangnya, kontroversi yang lebih buruk terjadi pada tahun 2011 ketika Terry dituduh melakukan pelecehan rasial terhadap Anton Ferdinand dari QPR.

Terry didakwa secara hukum atas insiden tersebut. Dan sementara dia dibebaskan dari tuduhan di pengadilan, FA masih memutuskan dia bersalah dan melarangnya selama empat pertandingan.

Kapten Chelsea mengakhiri kariernya pada tahun 2018 setelah memenangkan total 15 trofi utama, tetapi tetap menjadi salah satu tokoh paling kontroversial di Liga Inggris.

4 dari 9 halaman

Roy Keane

Sekarang Roy Keane terkenal sebagai salah satu pundit Premier League yang cukup populer. Ia baru saja terlibat pertengkarannya dengan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, garanya komentarnya yang terkesan meremehkan permainan Liverpool.

Saat masih aktif Roy Keane awalnya menjadi terkenal sebagai salah satu gelandang jangkar terbaik di Premier League. Ia menjadi bagian dari tim Manchester United yang menguasai kompetisi tahun 1990-an dan awal 2000-an.

Keane memenangkan 12 trofi utama selama waktunya di Old Trafford, termasuk tujuh gelar Premier League. Namun, pria asal Irlandia itu juga tidak asing dengan kontroversi. Sebagian besar karena sifat agresifnya baik di dalam maupun di luar lapangan.

Selama kariernya, Keane menerima 13 kartu merah, tujuh di antaranya terjadi di Liga Inggris. Banyak dari kartu merah itu datang karena tindakan kekerasan, termasuk yang melawan Crystal Palace dan Newcastle United. Tapi bukan hanya tendensi eksplosifnya di lapangan yang membuat Keane kontroversial.

Ia terkenal menyerang secara verbal banyak orang selama kariernya. Aksinya meluas ke sejumlah rekan setimnya, termasuk Rio Ferdinand dan Darren Fletcher, dalam sebuah insiden yang akhirnya mengakhiri kariernya di Liga Premier.

Insiden paling terkenal terjadi pada musim Liga Premier 2000-2001. Keane diusir dari lapangan dalam derby Manchester setelah melakukan tekel yang mengerikan pada Alf-Inge Haaland City. Tetapi ketika otobiografi orang Irlandia itu dirilis lebih dari setahun kemudian, lebih banyak detail terungkap.

Sebuah anekdot terkenal tampaknya menunjukkan bahwa Keane dengan sengaja melanggar Haaland dalam upaya untuk melukainya, karena pemain asal Norwegia itu tampaknya mengejeknya ketika ia melukai lututnya bertahun-tahun sebelumnya.

Terlepas dari kenyataan bahwa FA menuduhnya merusak reputasi permainan, melarangnya untuk lima pertandingan dan mendendanya 150 ribu poundsterling, Keane tetap tak berubah. Dia bahkan menyatakan bahwa dia mungkin akan melakukan hal yang sama lagi jika diberi kesempatan lagi.

5 dari 9 halaman

Luis Suarez

Striker Uruguay, Luis Suarez, yang baru saja pindah dari Barcelona ke Atletico Madrid tidak diragukan lagi berdiri sebagai salah satu pemain paling berbakat dalam sejarah Premier League.

Dia tidak memenangkan trofi apa pun selama waktunya di Inggris, tetapi rekor 69 golnya dalam 110 pertandingan kompetisi untuk Liverpool hampir tak tertandingi.

Namun, Suarez juga menjadi magnet kontroversi selama berada di Inggris, dengan sejumlah insiden tidak menyenangkan yang mengancam pekerjaan hebat yang dia lakukan di lapangan. Faktanya, bagi penggemar non-Liverpool, pemain Uruguay itu sebagian besar dipandang sebagai penjahat pantomim.

Di awal kariernya di Anfield, Suarez mampu menjaga sikapnya. Namun, di awal musim 2011-2012, musim pertama bermain secara penuh di Liverpool, ia segera menimbulkan kontroversi saat The Reds bermain imbang 1-1 dengan Manchester United.

Suarez dituduh melakukan pelecehan rasial terhadap bek United, Patrice Evra, membuat sejumlah referensi tentang warna kulitnya saat menghinanya selama pertandingan.

Pemain Uruguay itu membantah tuduhan itu, dan didukung oleh Liverpool, tetapi masih dinyatakan bersalah setelah penyelidikan, dan ditampar dengan larangan delapan pertandingan dan denda 40 ribu pounsdterling oleh FA.

Lebih parah lagi, pada pertemuan kedua klub berikutnya, Suarez menolak untuk menjabat tangan Evra di periode prapertandingan. Ini semakin memperkuat reputasinya sebagai penjahat, bahkan setelah dia dipaksa oleh pemilik Liverpool untuk mengeluarkan permintaan maaf.

Sayangnya, itu bukanlah kontroversi terakhir yang melibatkan Suarez. Pada April 2013, selama pertandingan antara Liverpool dan Chelsea, striker itu tertangkap kamera menggigit bek lawan Branislav Ivanovic, menggemakan insiden menggigit sebelumnya yang terjadi saat dia berada di Ajax.

Suarez diberi larangan 10 pertandingan atas insiden tersebut, dan kemudian berusaha untuk memaksa pindah dari Liverpool. Itu tidak terjadi, dan musim 2013-14 melihat pemain Uruguay itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik PFA untuk penampilannya.

Namun, menyusul insiden menggigit lainnya di Piala Dunia 2014, Suarez dilarang bermain sepak bola selama empat bulan - dan memperkuat kepindahannya ke Barcelona selama larangan tersebut. Premier Leaguie tidak hanya kehilangan bakat luar biasa, tetapi mereka juga kehilangan salah satu tokoh paling kontroversial yang meramaikan pentas kompetisi.

6 dari 9 halaman

Adrian Mutu

Tidak seperti olahraga seperti bersepeda dan atletik, untungnya sepak bola tidak terlibat dalam banyak insiden kontroversial yang melibatkan narkoba. Namun, ada beberapa contoh penyalahgunaan narkoba sepanjang sejarah permainan satu ini, dan kebanyakan dari mereka melibatkan zat-zat rekreasi daripada PED.

Salah satu insiden serupa terjadi pada 2005 dilakukan striker Rumania Adrian Mutu yang berstatus sebagai pemain Chelsea.

Didatangkan oleh The Blues dari klub Italia Parma, di mana dia mencetak 22 gol yang mengesankan dalam 36 pertandingan. Mutu seharusnya menjadi ujung tombak Chelsea dalam merebut gelar Liga Inggris.

Namun, setelah mencetak enam gol pada musim pertamanya di Stamford Bridge, Mutu dengan cepat tidak disukai oleh bos baru Jose Mourinho. Keduanya bentrok parah ketika Mutu menuduh Mourinho salah mengklaim dia cedera untuk mencegahnya bermain untuk Rumania pada Kualifikasi Piala Dunia 2006.

Namun, yang lebih buruk masih akan datang. Tak lama setelah bentrokan itu, Mutu dinyatakan positif menggunakan zat terlarang kokain, meskipun pemain Rumania itu membantahnya. Ia dilarang bermain sepak bola selama tujuh bulan karena pelanggaran tersebut.

Chelsea kemudian memutus kontraknya. Beberapa bulan kemudian, The Blues kemudian mencari kompensasi dari Mutu atas insiden tersebut, dan setelah lama berada di berbagai ruang sidang, pemain Rumania itu terpaksa membayar biaya yang cukup besar kepada mantan klubnya.

 

7 dari 9 halaman

Jose Mourinho

Salah satu manajer paling sukses di era Premier League, Jose Mourinho telah memenangkan gelar liga tiga kali bersama Chelsea. Dia juga mampu meraih sejumlah trofi lain bersama The Blues dan juga Manchester United.

Namun, bos Portugal yang sekarang bertanggung jawab atas Tottenham Hotspur juga menimbulkan banyak kontroversi selama masa jabatannya di Inggris. Dan mungkin tidak ada bos lain dalam sejarah Premier League yang mendominasi halaman tabloid seperti dirinya.

Mourinho tiba di Premier League bersama Chelsea pada musim panas 2004 menyusul kesuksesannya bersama Porto menjuarai Liga Champions. Dia segera menandai dirinya sendiri dengan menyebut dirinya The Special One dalam konferensi pers perkenalan.

Memang, nakhoda Portugal itu memiliki dampak langsung dengan membawa Chelsea meraih gelar Premier dua musim beruntun. Namun, meski sukses, kontroversi tak pernah terlalu jauh darinya.

Mourinho terkenal pernah bertengkar dengan sesama manajer seperti Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson. Bahkan menyebut Wenger sebagai spesialis dalam kegagalan. Ia kerap konfrontasi dengan pengelola Premier League, FA, hingga UEFA.

Sepanjang kariernya, Mourinho menjadi lebih terkenal karena berselisih dengan para pemainnya sendiri dan bahkan staf di klubnya. Seusai meraih gelar ketigannya bersama Chelsea, musim selanjutnya ia bentrok dengan dokter tim Eva Carneiro. Usai konflik itu Chelsea tiba-tiba performanya jeblok, dan Mou kehilangan pekerjaannya.

Di Manchester United, Mourinho ribut engan Paul Pogba dan Luke Shaw, dan akhirnya meninggalkan Old Trafford dengan kondisi tak mengenakkan. Apakah kontroversi ini akan berlanjut di Tottenham Hotspur. Tidak ada yang tahu. Pastinya yang terkini ia dirumorkan ribut besar dengan salah satu pemain, Dele Alli.

8 dari 9 halaman

Mario Balotelli

Ketika striker Italia, Mario Balotelli bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2010, para penggemar Liga Inggris sangat antusias. Penyerang ini terkenal sebagai salah satu prospek muda paling menarik di Eropa pada saat itu, dan meskipun ada masalah indisipliner di Inter Milan, ia diyakini bisa sukses di Premier League.

Yang terjadi sebaliknya: Balotelli membuat banyak kasus di klub barunya. Mulai dari mana Ada insiden yang membuatnya ditemukan dengan uang tunai 5.000 poundsterling di sakunya setelah menabrakkan mobilnya, dan ketika ditanya mengapa dia memiliki jumlah sebanyak itu, dia dilaporkan menjawab "karena saya kaya".

Insiden lain diduga melihat dia melempar anak panah ke pemain tim muda, sementara yang lain melihat dia dilaporkan menyalakan kembang api di dalam rumahnya, menyebabkan kebakaran.

Entah bagaimana, Balotelli tampak tidak terpengaruh oleh semua kontroversi tersebut (yang terkenal meluncurkan kaos bertuliskan "Why always me?") menyusul gol melawan Manchester United.

Sayangnya, penampilan pemain Italia itu di lapangan akhirnya mulai terganggu, dan masalah disipliner yang menghantuinya di Inter mulai terlihat.

Musim 2011-2012 membuatnya dikeluarkan dari lapangan pada empat kesempatan dalam aksi Liga Inggris, dan insiden yang membuatnya menendang pemain Tottenham Scott Parker juga membuatnya didakwa oleh FA dengan tindakan kekerasan.

Pada akhir 2012-2013, City sudah cukup melihat dan menjualnya ke AC Milan. Dan ketika dia kembali ke Premier League pada 2014-2015 bersama Liverpool, ia gagal unjuk kebolehan.

Meski begitu, kontroversi tak pernah lepas dari Balotelli. Selama bertugas di Liverpool, yang hanya bertahan selama semusim, ia berhasil mendapatkan skorsing dan denda dari FA menyusul postingan media sosial yang berisi referensi anti-Semit dan rasis.

9 dari 9 halaman

Diego Costa

Striker Spanyol, Diego Costa hanya menghabiskan waktu singkat di Premier League (Tiga musim bersama Chelsea). Tapi sementara dia berada di sana, satu hal yang pasti sang penyerang tidak pernah jauh dari kontroversi, dengan sejumlah insiden tidak menyenangkan yang melibatkannya selama periode di Stamford Bridge.

Dapat dikatakan bahwa Costa sangat fantastis selama musim pertamanya di klub. Dia mencetak 20 gol Premier hanya dalam 26 penampilan selama 2014-15 dan bisa dibilang katalis untuk kemenangan gelar Chelsea selama musim itu.

Namun, dia menunjukkan sisi kontroversialnya sejak awal, ketika dia dituduh mengejek Seamus Coleman selama pertandingan melawan Everton menyusul gol bunuh diri dari bek asal Irlandia itu. Kemudian, dia terlibat dalam insiden buruk selama pertandingan dengan Liverpool, karena dia terlihat menginjak Emre Can, sebuah insiden yang membuatnya dilarang bermain tiga pertandingan dari FA.

Sementara itu pada musim 2015-2016 dia mendapatkan lebih banyak penghujatan ketika dia bentrok dengan pemain Arsenal selama derby London, menampar Laurent Koscielny sebelum mendorong bek Gabriel untuk menendangnya. Pemain berdarah Brasil itu mendapat kartu merah karena aksinya yang kelewatan itu.

Kemudian, ia terlihat menginjak pemain Liverpool, Martin Skrtel, dan kemudian menerima kartu merah dalam pertandingan dengan Everton, dalam laga itu ia juga bentrok dengan Gareth Barry dan sempat meludah ke arah wasit. Dan musimnya berakhir Costa terlibat perkelahian dengan pemain Tottenham, Moussa Dembele.

Costa bahkan meninggalkan Chelsea di bawah awan hitam. Ia diberitahu melalui pesan teks oleh bos Antonio Conte bahwa dia tidak lagi dibutuhkan. Setelah mengklaim Chelsea memperlakukannya "seperti penjahat", dia bisa dipastikan pindah kembali ke Atletico Madrid.

Sumber: Sportskeeda

 

Video Populer

Foto Populer