Sukses


9 Angka Keuangan Fenomenal di Balik Kepemilikan Keluarga Glazer di Manchester United

Bola.com, Jakarta - Posisi keluarga Glazer sebagai pemilik Manchester United sedang menghadapi tantangan luar biasa. Suporter melancarkan protes keras agar mereka segera hengkang dari MU. 

Protes terbesar fans dilakukan menjelang laga Manchester United kontra Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris di Old Trafford, Minggu (5/5/2021). Akibat protes besar-besaran itu, laga tersebut akhirnya ditunda. 

Gelombang kerusuhan terbaru itu dipicu oleh keputusan klub baru-baru ini untuk bergabung dengan Liga Super Eropa. 

Tetapi, penentangan terhadap Glazers sebenarnya sudah dimulai ketika mereka menyelesaikan pembelian klub pada 2005, yang menyebabkan gerakan protes 'hijau dan emas' yang cukup besar. Bahkan, ada juga pembentukan klub non-liga FC United of Manchester.

Pengamat keuangan, Kieron O'Connor (AKA Swiss Ramble), terus memantau kondisi finansial Setan Merah sejak pengambilalihan Glazers 16 tahun lalu. Berikut ini angka-angka keuangan yang fenomenal di balik keluarga Glazers di Manchester United, seperti dikutip Planet Football

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Angka-angka Keuangan MU

1. Sejak 2005, United telah menghasilkan pendapatan 5,9 miliar pounds (Rp118,7 triliun), jauh melebihi klub-klub Premier League lainnya. Itu menghasilkan laba 467 juta pounds (Rp9,5 triliun), tetapi berkat bunga utang 817 juta pounds (16,4 triliun), klub benar-benar merugi 92 juta pounds (Rp1,84 triliun).

2. Manchester United menghabiskan 496 juta pounds (Rp9,98 triliun) untuk pembayaran bunga pinjaman bank antara 2010 dan 2020. Nominal itu lebih banyak dari gabungan semua klub Premier League lainnya selama periode yang sama. Liverpool, untuk konteksnya, hanya menghabiskan 29 juta pounds (Rp583 miliar) untuk pembayaran bunga selama periode itu.

3. Pengeluaran bersih MU untuk transfer pemain sejak 2005 adalah 1 miliar pounds (Rp20,1 triliun) hingga 1,4 miliar pounds (Rp28,1 triliun), dengan 400 juta pounds (Rp8 triliun) didapat dari penjualan. 

4. Pendapatan Manchester United naik tiga kali lipat selama masa kepemimpinan Glazers, dari 173 juta pounds (Rp3,4 triliun) menjadi 509 juta pounds (Rp10,2 triliun), dengan pertumbuhan sebesar 336 juta pounds (Rp6,75 triliun). Selama periode itu MU tetap menjadi yang teratas dalam hal pendapatan, tetapi klub lain telah melampaui mereka dalam hal pertumbuhan. Liverpool mengalami peningkatan keuntungan senilai 417 juta (Rp8,38 triliun) dan Manchester City telah meningkat sebesar 370 juta pounds (Rp7,43 triliun).

5. Klub telah menghabiskan lebih dari satu miliar untuk pembiayaan selama masa Glazers, tepatnya 1,1 miliar pounds (Rp22 triliun). Itu lebih dari yang mereka habiskan untuk membeli pemain.

 

3 dari 3 halaman

Angka-angka Keuangan MU

6. Pada 2020, Manchester United meraup 140 juta pounds (Rp2,8 triliun) dari hak siar. Itu lebih dari tiga kali lipat dari 46 juta pounds (Rp924,9 miliar) yang diterima klub pada 2006, tahun penuh pertama kepemilikan Glazers. Tetapi angka itu dikerdilkan oleh klub-klub saingan yang telah menikmati lebih banyak kesuksesan di Eropa dalam beberapa tahun terakhir, yaitu Liverpool senilai 202 juta pounds (Rp4,06 triliun), Manchester City 190 juta pounds (Rp3,82 triliun) dan Chelsea 183 juta pounds (Rp3,68 triliun), pada tahun lalu.

7. Antara 2010 dan 2020, Chelsea menghasilkan penjualan pemain lebih dari dua kali lipat dibanding United. Klub seperti Everton dan Southampton juga menghasilkan lebih banyak.

8. Pengeluaran Manchester United untuk insfrastruktur antara tahun 2010 hingga 2020 hanya berjumlah 118 juta pounds (Rp2,37 triliun). Liverpool telah menghabiskan lebih dari dua kali lipat (238 juta pounds atau Rp4,75 triliun), Brighton bahkan menghabiskan jauh lebih banyak (181 juta pounds atau Rp3,63 triliun

9 Klub masih memiliki hutang senilai 526 juta pounds atau setara Rp10,6 triliun. Hanya Tottenham, berkat stadion baru mereka, yang punya lebih banyak utang.

 

Sumber: Planet Football 

 

Video Populer

Foto Populer