Sukses


Motor Kurang Kompetitif, Yamaha Butuh Revolusi Teknis untuk Jadi Juara Dunia MotoGP

Bola.com, Jakarta - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, melontarkan kritikan terhadap kinerja Yamaha pada MotoGP 2020. Menurut Pernat, Yamaha tidak memiliki motor yang bisa mengantar mereka menjadi juara dunia di MotoGP. 

Performa Yamaha sangat menjanjikan pada dua balapan pertama MotoGP 2020, di Jerez dan Andalusia. Pada dua seri tersebut, Yamaha unjuk gigi yang diwakili Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) yang berhasil menjadi kampiun. Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) juga menjanjikan. 

Namun, setelah itu Yamaha kesulitan di MotoGP Republik Ceska, Austria, dan Sryria. Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha) malah menjadi pembalap terbaik Yamaha pada tiga seri tersebut.  Quartararo, Vinales, dan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) malah kesulitan. 

Pernat mengatakan Yamaha tidak cukup hanya melakukan revolusi pembalap jika ingin benar-benar menjadi penantang serius balapan juara dunia MotoGP pada masa mendatang. 

"Yamaha sudah melakukan revolusi pembalap, menggaet Quartararo, Vinales dan Morbidelli, tapi itu tak cukup. Kini mereka butuh revolusi teknis. Teknisi terhebat yang mereka miliki adalah Masao Furusawa, M1 yang dibuatnya adalah yang terbaik," kata Pernat, seperti dilansir GP One, Senin (31/8/2020). 

"Selama bertahun-tahun, motor Yamaha berkurang level kompetitifnya, sekarang Yamaha yang terakhir di grid, tanpa menghitung Aprilia," imbuh Pernat. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Motor Selalu Bermasalah

Fabio Quartararo masih menempati puncak klasemen MotoGP 2020, namun posisinya sudah sangat terancam oleh peringkat kedua, Andrea Dovizioso (Ducati). 

Posisi Quartararo terancam karena tampil jauh dari harapan, terutama di MotoGP Austria dan Styria. Motor Yamaha tampak sangat tidak kompetitif, bahkan jika dibandingkan KTM. 

"Tak perlu lagi mempertanyakan pembalap, saya ingin membela Valentino Rossi dari beberapa kritikan. Dengan M1 yang seperti ini, mereka tak akan pernah memenangi juara dunia pada musim yang normal," tutur Pernat. 

"Setiap saat ada saja masalah yang berbeda, mereka juga bermasalah pada reliability dan mesin. Saya tak akan kaget jika beberapa pembalap akan start dari pit lane sebelum musim berakhir," sambung Pernat. 

Sumber: GP One

 

Video Populer

Foto Populer