Sukses


    6 Penyerang Berdaya Ledak Tinggi Timnas Indonesia di Piala AFF 2018

    Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia bakal segera memulai petualangannya di Piala AFF 2018. Pelatih Bima Sakti pun telah memilih 23 pemain untuk mengantarkan skuat Garuda berjaya.

    Akan tetapi, Bima membuat kejutan ketika tidak memanggil sejumlah nama langganan Timnas Indonesia, khususnya di sektor penyerang. Juru taktik kelahiran Balikpapan itu mencoret Boaz Solossa dan Andik Vermansyah dari daftar skuat.

    Bima juga tidak mengikutsertakan juga rising star Egy Maulana Vikri ke skuat Timnas Indonesia. Padahal, sang pemain dalam tren positif karena mampu mendulang tujuh gol bersama tim kedua Lechia Gdansk, serta mengantarkan Timnas Indonesia U-19 menembus perempat final Piala AFC.

    Dengan taktik dasar 4-3-3 atau 4-2-3-1, Bima memilih skema menyerang dengan mengandalkan banyak pemain sayap. Ia hanya memboyong dua striker murni, Dedik Setiawan dan Alberto Goncalves.

    Para winger bakal menopang lini serang Tim Garuda lewat kecepatan dan kelihaian mereka mengobrak-abrik zona pertahanan lawan dari dua sisi melebar lapangan.

    Siapa-siapa saja enam sosok pemain yang akan jadi poros kekuatan lini serang Timnas Indonesia. Simak ulasan Bola.com.

    2 dari 7 halaman

    Febri Hariyadi

    Febri Hariyadi bukanlah nama yang asing bagi penggiat sepak bola Tanah Air. Meski baru berusia 22 tahun, dia sudah menjadi andalan Timnas Indonesia di lini serang. Terbukti sang pemain telah menorehkan 10 caps untuk skuat Garuda.

    Berposisi sebagai penyerang sayap, Febri dianugrahi kecepatan yang tinggi untuk mengeksploitasi lini pertahanan lawannya.

    Sang pemain pun piawai mengombinasikan kecepatan yang dimilikinya dengan aksi-aksi akrobatik, sehingga membuat para pemain lawan kerepotan.

    Febri diyakini dapat berperan penting saat memperkuat Timnas Indonesia. Aksinya di atas lapangan bakal memudahkan rekan-rekannya untuk mendulang gol dalam pertandingan nanti.

    Pemain asal Persib Bandung ini bakal jadi pemain mengganggu konsentrasi bek-bek lawan. Saat aksinya mendapat pengawalan ketat pemain lain mendapat ruang kosong yang memudahkan mereka menjebol gawang lawan.

     

    3 dari 7 halaman

    Dedik Setiawan

    Dedik bukanlah nama familiar di skuat Garuda. Sepanjang karier sepak bolanya, sosok 24 tahun itu baru tiga kali memperkuat Timnas Indonesia.

    Meski begitu, Dedik pantang dipandang sebelah mata. Sang pemain merupakan juru gedor andalan Arema FC di Liga 1 2018. Dia pun berstatus top scorer klub karena menyumbang delapan gol.

    Dedik bisa tampil apik karena memiliki kemampuan olah bola yang baik, serta tajam ketika di depan gawang. Dedik juga dianugerahi kecepatan yang bisa digunakan untuk membuat repot lini pertahanan lawan-lawannya.

    Karena bukan pemain berstatus bintang Dedik bisa dipakai sebagai senjata rahasia oleh Bima Sakti. Kubu lawan tak banyak tahu style permainannya.

    Akan tetapi tentu Bima juga harus pintar-pintar menjaga kondisi psikologis sang pemain. Bukan perkara muda bagi pemain bau kencur menghadapi event internasional level tinggi. Jika tidak punya mental tangguh, ia bisa jadi titik lemah Tim Merah-Putih. 

     

    4 dari 7 halaman

    Alberto Goncalves

    Karier Beto meroket setelah dipercaya menghuni Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018. Bomber 37 tahun itu tampil gemilang karena menorehkan empat gol sepanjang turnamen.

    Konsistensi Beto terus berlanjut ketika dirinya memperkuat Sriwijaya FC untuk melakoni Liga 1 2018. Total 10 gol digelontorkannya untuk Laskar Wong Kito, sehingga berstatus top scorer klub.

    Performa menawan Beto membuat Bima terkesima. Sang pelatih disinyalir bakal memercayai satu slot di lini depan untuk penyerang asal Brasil tersebut.

    Meski sudah memasuki usia senja, pengalaman serta determinasi Beto memborbardir pertahanan lawan tidak bisa diragukan. Sejumlah pihak pun menganggap sang pemain bakal menjadi penerus jejak Cristiano Gonzales di Piala AFF 2018 mendatang.

    5 dari 7 halaman

    Saddil Ramdani

    Saddil Ramdani menjadi pemain paling sibuk selama setahun ini. Selain membela Persela Lamongan Saddil juga harus memperkuat tiga Timnas Indonesia di level berbeda pada tahun ini.

    Pertama, Saddil memperkuat Timnas Indonesia U-19 pada Piala AFF U-19 yang digelar di Sidoarjo, 1-14 Juli. Sayang, Indonesia gagal meraih juara pada ajang itu.

    Indonesia kalah dari Malaysia lewat adu penalti pada babak semifinal. Saddil mencetak dua gol sepanjang turnamen. 

    Setelah bertarung di Piala AFF U-19, Saddil mendapat panggilan dari Luis Milla untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018. Ini merupakan kali kedua bagi Saddil bergabung dengan skuat Luis Milla. 

    Pada 2017, Saddil juga memperkuat Timnas Indonesia U-22 pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur.

    Setelah menuntaskan tugas di Asian Games 2018, Saddil kembali ke Timnas Indonesia U-19 pada Piala AFC U-19 2018. Setelah Indonesia tersingkir dari perempat final, Minggu (28/10/2018), pemain jebolan Asifa ini kembali mendapat panggilan dari timnas senior.

    Karena itu pula, Saddil tidak memiliki banyak waktu istirahat layaknya rekan setimnya di setiap kategori timnas yang ia bela. Belum lagi, pemain kelahiran Raha, Sulawesi Tenggara, ini harus kembali ke klub saat tidak ada jadwal bersama timnas.

    Bisa dipastikan, butuh ketahanan lebih untuk menjaga konsistensi permainan di semua tim yang ia perkuat. Bukan hanya fisik, tapi juga mental lantaran jadwal padat yang ia jalani bisa jadi menimbulkan kejenuhan.

    Bima Sakti sadar dengan kondisi itu, akan tetapi ia punya alasan kuat memasukkan nama Saddil Ramdani dalam skuat Piala AFF 2018. Sebagai penyerang sayap, Saddil tak hanya berbahaya saat melakukan akselerasi tapi ia juga punya senjata tendangan jarak jauh mematikan.

    Ia kerap jadi figur pemain pemecah kebuntuan lewat gol-gol kejutan tembakan jarak jauh. Guna mendukung skema ofensif Timnas Indonesia, Bima tentu butuh penyerang sayap model Saddil.

     

     

    6 dari 7 halaman

    Irfan Jaya

    Irfan Jaya terhitung pendatang baru di pentas sepak bola nasional. Winger ofensif kelahiran 1 Mei 1996 tersebut mencuri perhatian saat mengantarkan Persebaya Surabaya juara Liga 2 2017.

    Di ajang kompetisi kasta kedua Irfan dinobatkan sebagai pemain terbaik. Penampilannya terus menanjak bersama Tim Bajul Ijo di pentas Liga 1 2018. Bonek seperti melupakan sosok Andik Vermansah, ikon klub mereka yang kini bermain di Liga Malaysia.

    Seperti halnya penyerang-penyerang sayap di era sepak bola modern saat ini, Irfan punya kemampuan super lengkap. Tak hanya punya kecepatan dan skill individu di atas rata-rata, ia juga tajam dalam mencetak gol.

    Pemain didikan PSM Makassar tersebut membuat Luis Milla kepincut berat. Irfan dipanggil membela Timnas Indonesia U-23 Asian Games 2018. Milla rela meninggalkan Osvaldo Haay (rekan setim Irfan), pemain andalannya di SEA Games 2017.

    Ketajaman Irfan agaknya membuat Bima Sakti rela tak memakai jasa Andik Vermansah, sekalipun dari faktor pengalaman internasional Irfan kalah jauh.  Timnas Indonesia butuh sosok pemain yang bisa jadi alternatif juru gedor saat penyerang tengah dimatikan pergerakannya oleh tim-tim pesaing di pentas Piala AFF 2018.

     

    7 dari 7 halaman

    Riko Simanjuntak

    Bisa membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 menjadi hal yang tak pernah terbayangkan oleh Riko Simanjutak. Memulai karier profesional bersama PSMS pada musim 2012 silam, Riko hampir tak pernah dilirik pelatih-pelatih Tim Merah-Putih.

    Posturnya yang terlalu kecil dan perawakannya yang tak menyakinkan membuat Riko kesulitan dapat tempat di Timnas Indonesia. Apalagi ia hanya berstatus sebagai pemain klub-klub kecil.

    Namun, keberuntungannya berubah setelah bergabung di Persija Jakarta musim ini. Publik luas jadi sadar keistimewaan pesepak bola kelahiran Pematang Siantar, 26 Januari 1992 itu.

    Riko jadi pemain penting bagi Tim Macan Kemayoran saat memenangi gelar Piala Presiden 2018. Ia juga kini jadi kartu truf Persija di persaingan papan atas Liga 1.

    Pemain yang menempa diri di klub Semen Padang tersebut jadi raja assist di Persija. Ia pelayan bomber ganas Marko Simic.

    Kelebihan ini yang agaknya coba dimaksimalkan oleh Bima Sakti. Ia ingin Riko jadi pemasok bola-bola matang dari sisi melebar buat bomber Tim Merah-Putih, Alberto Goncalves dan Dedik Setiawan.

     

    Video Populer

    Foto Populer