Sukses


    Timnas Indonesia Tanpa Sosok Target Man di Piala AFF 2020: Mazhab Shin Tae-yong, Siapa pun Bisa Cetak Gol

    Bola.com, Bishan - Timnas Indonesia minimĀ target man di Piala AFF 2020. Tapi berkat tangan dingin Shin Tae-yong, siapapun bisa menjadi pendulang gol bagi Merah Putih.

    Shin Tae-yong membuat keputusan tidak populer kala meminggirkan Ilija Spasojevic dari skuad Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2020. Padahal, bomber naturalisasi kelahiran Montenegro tersebut beratribut top scorer sementara BRI Liga 1 kala itu, bahkan sampai saat ini.

    Spaso, karibnya disapa, berhasil mencetak 12 gol dari 15 pertandingan di BRI Liga 1.

    Sikap Shin Tae-yong memarkir Spaso beriringan dengan kebijakannya memanggil empat pemain depan untuk Timnas Indonesia. Arsitek asal Korea Selatan itu lebih percaya Ezra Walian, Kushedya Yudo, Dedik Setiawan, dan Hanis Saghara.

    Keempatnya juga menjadi pilihan Shin Tae-yong ketika Timnas Indonesia melahap pemusatan latihan di Turki pada November 2021 untuk persiapan Piala AFF.

    Jika perbandingannya dengan Spaso di BRI Liga 1, perolehan gol keempat pemain itu bak langit dan bumi. Kombinasi Ezra, Yudo, Dedik, dan Saghara hanya mampu menorehkan lima gol dari 31 penampilan.

    Langkah Shin Tae-yong tidak melirik Spaso ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF memang digugat. Namun, pelatih berusia 52 tahun itu punya jawaban telak. Di Timnas Indonesia-nya Shin Tae-yong, siapa pun bisa mencetak gol.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 5 halaman

    16 Gol dari Lini Kedua

    Sejak setiap orang mulai dituntut untuk hidup berdampingan dengan pandemi COVID-19 dan sepak bola menggeliat lagi, Shin Tae-yong telah memimpin Timnas Indonesia dalam 10 pertandingan, baik itu dalam turnamen, uji coba resmi, maupun tidak resmi.

    Saat Shin Tae-yong intens memoles Timnas Indonesia pada Mei 2021, Evan Dimas dkk. mendulang empat kemenangan, sekali seri, dan menelan lima kekalahan.

    Total, Skuad Garuda mencetak 18 gol dan kebobolan dua gol lebih banyak.

    Dari 18 gol Timnas Indonesia dalam sepuluh partai, 16 di antaranya berasal dari lini kedua. Evan Dimas memimpin dengan empat gol, disusul Witan Sulaeman dan Ricky Kambuaya yang kompak mendulang tiga gol.

    Sumbangsih dari barisan gelandang Skuad Garuda masih berlanjut setelah Egy Maulana Vikri mengemas dua gol dan Kadek Agung, Adam Alis, dan Ramai Rumakiek masing-masing mengemas satu gol.

    Sisa dua gol Timnas Indonesia diproduksi oleh lini depan via Ezra Walian.

    "Memang, masalah di setiap tim berbeda-beda. Bagi saya, striker atau pun gelandang harus sama-sama bisa cetak gol supaya tim ini menjadi kuat. Tidak ada posisi yang harus cetak gol, semua sama. Kalau mereka mengikuti arahan saya, pasti di mana pun posisi mereka, mereka bisa cetak gol," imbuh Shin Tae-yong.

    3 dari 5 halaman

    Pakem 4-1-4-1 ala Shin Tae-yong

    Sejak beberapa waktu terakhir, Shin Tae-yong meracik formasi 4-1-4-1. Pelatih alumnus Piala Dunia 2018 itu intens mematenkan pakem ini ketika Timnas Indonesia melahap rangkaian uji coba di Turki sebelum Piala AFF 2020.

    Pola 4-1-4-1 ala Shin Tae-yong cukup berhasil menggali dan memanfaatkan kemampuan lini kedua Timnas Indonesia dalam mencetak gol.

    Formasi 4-1-4-1 ini memungkinkan Timnas Indonesia untuk menyerang dan bertahan dengan sama baiknya.

    Ketika menyerang, empat pemain gelandang dapat membantu seorang striker. Keempat pemain ini umumnya diisi oleh Egy Maulana Vikri, Evan Dimas, Ricky Kambuaya, dan Witan Sulaeman.

    Peran keempat pemain itu bukan untuk menyuplai striker tunggal, melainkan memperbesar peluang Timnas Indonesia untuk membobol gawang lawan.

    Saat bertahan atau dihadapi serangan balik, seorang gelandang bertahan telah stand-by untuk menjegal laju lawan.

    Shin Tae-yong sering menugaskan Rachmat Irianto untuk berperan sebagai tukang jagal di lini tengah Skuad Garuda.

    4 dari 5 halaman

    No Target Man, No Problem

    Buat Shin Tae-yong, no target man no problem. Timnas Indonesia tetap bisa mencetak gol meski tanpa penyerang bernomor punggung sembilan sekalipun.

    Sebenarnya, dua dari empat penyerang Skuad Garuda dapat diplot sebagai penyerang tengah. Keduanya adalah Dedik Setiawan dan Hanis Saghara. Sayang, Dedik dan Saghara tidak punyaĀ killer instinct di kotak penalti lawan.

    Ketika mendapatkan kesempatan untuk dimainkan oleh Shin Tae-yong, keempatnya dilarang mematung di kotak penalti lawan. Ezra, Yudo, Dedik, dan Saghara wajib aktif menjemput bola dan membuka ruang bagi rekan-rekannya.

    Ketika seorang striker tunggal Timnas Indonesia keluar dari posisinya di lini depan, biasanya barisan gelandang Skuad Garuda mengerubungi lini pertahanan lawan.

    Di keadaan seperti ini lah, gol-gol dari Evan Dimas, Witan Sulaeman, hingga Egy Maulana Vikri lahir untuk Timnas Indonesia.

    5 dari 5 halaman

    Sejarah Membuktikan

    Sepanjang sejarah Piala AFF, Timnas Indonesia pernah mewakili empat pemainnya sebagai top scorer. Keempatnya adalah Gendut Doni pada edisi 2002, Bambang Pamungkas 2002, Ilham Jaya Kesuma 2004, dan Budi Sudarsono 2008.

    Namun, justru Kurniawan Dwi Yulianto lah yang mengukuhkan diri sebagai pemain tersubur sepanjang masa Skuad Garuda di Piala AFF dengan 13 gol.

    Dari lima nama di atas, dua di antaranya bukan bertipe target man. Kurniawan memang penyerang nomor sembilan, namun pemain yang populer dengan panggilan Si Kurus itu masih doyan menjemput bola dan mebuka ruang.

    Budi Sudarsono yang paling berbeda dari kelimanya. Si Ular Piton, julukan ikoniknya, hampir menghabiskan karier sepak bolanya dengan menggocek dari tepi lapangan alias berperan sebagai winger.

    Sejarah membuktikan bahwa Timnas Indonesia tidak melulu menggantungkan produktivitasnya kepada seorang target man di Piala AFF, bahkan untuk edisi 2020 saat ini.

    Video Populer

    Foto Populer