Sukses


Nostalgia: Dream Team 1, Tim Basket Berisi Pemain Legenda NBA

Bola.com, Jakarta - Amerika Serikat hanya meraih medali perunggu pada cabang bola basket di Olimpiade Seoul 1988. Kala itu tim AS diisi pemain NCAA, yang merupakan bintang di universitas masing-masing. Sebelum tahun 1992, hanya atlet basket amatir yang boleh tampil di Olimpiade.

Kegagalan meraih emas itu membuat AS membentuk tim nasional basket yang diisi pemain yang berkompetisi di NBA. Kebijakan ini berbarengan dengan diperbolehkannya pemain basket profesional tampil di Olimpiade. Tim yang dilatih Chuck Daly ini akhirnya merebut emas di Olimpiade Barcelona 1992.

Selain meraih emas, Dream Team ini juga tampil menghibur. Selama delapan kali bertanding di Barcelona, AS selalu menang telak atas lawan-lawannya. Selisih poin paling kecil, dengan angka 32, terjadi saat final lawan Kroasia.

AS kemudian sempat memiliki Dream Team 2 dan 3. Namun Dream Team paling fenomenal adalah yang pertama karena diisi banyak pemain legendaris yang sedang berada dalam puncak karier. Siapa saja mereka? Berikut anggota Dream Team 1.

1. David Robinson (San Antonio Spurs/Center/26 tahun)

David Robinson (Photo/NBA.com)

Pemain berjulukan The Admiral, karena memang berdinas di Angkatan Laut AS, ini sepanjang kariernya hanya bermain di klub San Antonio Spurs. Pada ajang Olimpiade, Robinson meraih emas di tahun 1992 (Barcelona) dan 1996 (Atlanta). Bersama Spurs, ia meraih dua cincin juara NBA (1999, 2003).

2. Patrick Ewing (New York Knicks/Center/29 tahun)

Patrick Ewing. (Photo/NBA.com)

Ewing merupakan saingan Robinson di posisi center. Pemain kelahiran Jamaika ini lama berkarir di New York Knicks, sebelum pindah ke Seattle Supersonics dan pensiun di Orlando Magic. Ewing meraih medali emas Olimpiade 1984 (Los Angeles) dan 1992.

3. Larry Bird (Boston Celtics/Small Forward/35 tahun)

Larry Bird. (Photo/NBA.com)

Legenda Boston Celtics ini adalah pemain tertua di Dream Team 1. Bird sebetulnya menderita cedera punggung namun tetap dibawa ke Barcelona. Pemain yang terkenal dengan lemparan tiga angkanya yang akurat ini meraih cincin juara NBA 1981, 1984, dan 1986.

4. Scottie Pippen (Chicago Bulls/Small Forward/26 tahun)

Scottie Pippen. (Photo/NBA.com)

Pippen dinilai sebagai salah satu small forward terbaik yang pernah ada di NBA. Ia punya koleksi enam cincin juara NBA bersama Chicago Bulls. Guna menghormati jasanya, saat Pippen pensiun, Bulls memutuskan nomor 33 miliknya tak dipakai lagi.

5. Chris Mullin (Golden State Warriors/Small Forward/28 tahun)

Chris Mullin_(Jim Rogash/Getty Images/AFP)

Mullin punya kemampuan bermain sama baiknya sebagai shooting guard atau small forward. Saat tampil di Barcelona, Mullin adalah salah satu pemain yang sudah pernah merebut emas di Olimpiade LA 1984.

2 dari 2 halaman

2

6. Earvin “Magic” Johnson (LA Lakers/Point Guard/Power Forward/32 tahun)

Magic Johnson. (Photo/NBA.com)

Pemain ini dijuluki Magic lantaran memiliki kemampuan mengoper bola seperti seorang pesulap. Sepanjang karirnya bersama LA Lakers, Johnson meraih lima cincin juara NBA. Sebelum tampil bersama Dream Team di Barcelona, Johnson sempat menyatakan pensiun karena mengidap HIV. Namun nyatanya ia kembali ke lapangan dan baru benar-benar pensiun pada 1996.

7. John Stockton (Utah Jazz/Point Guard/30 tahun)

John Stockton. (Photo/NBA.com)

Hingga sekarang, Stockton masih memegang rekor untuk urusan assist di NBA dengan jumlah 15.806. Kontribusi dalam memberikan assist membuat ia terpilih lagi ke tim basket AS yang meraih emas di Olimpiade 1996.

8. Michael Jordan (Chicago Bulls/Shooting Guard/29 tahun)

Michael Jordan. (Photo/NBA.com)

Salah satu pemain legendaris yang pernah ada di NBA. Pada era kejayaannya, Jordan seperti tak bisa dihentikan dalam urusan mencetak poin. Enam cincin juara diperoleh Jordan bersama Bulls. Ia pindah ke Washington Wizard dan bermain selama dua musim sebelum pensiun pada 2003. 

Ia sempat menekuni olahraga lain seperti softball dan golf. Sama seperti rekannya di Bulls, Scottie Pippen, kostum bernomor 23 milik Jordan dipensiunkan untuk menghormati jasanya buat klub berlambang banteng tersebut.

9. Clyde Drexler (Portland Trail Blazers/Shooting Guard/30 tahun)

Clyde Drexler (tengah). (Photo/NBA.com)

Drexler termasuk yang belakangan baru masuk ke tim. Drexler dipilih untuk menggantikan Isiah Thomas yang tak masuk karena ditolak oleh Michael Jordan. Saat itu, Jordan meminta pelatih untuk memilih antara dirinya atau Thomas. Drexler memiliki satu cincin juara NBA yang diraih saat ia sudah pindah ke Houston Rockets (1995)

10. Karl Malone (Utah Jazz/Power Forward/28 tahun)

Karl Malone. (Photo/NBA.com)

Malone adalah pasangan sehati John Stockton. Sebagian besar assist Stockton diselesaikan oleh Malone yang berjuluk The Mailman. Ia juga merupakan anggota tim basket AS yang meraih emas di Olimpiade Atlanta 1996. Oleh Jazz, kostum Malone dan Stockton dipensiunkan. Tak hanya itu, patung keduanya sebagai penghormatan dibuat di Delta Centre, markas Jazz.

11. Charles Barkley (Phoenix Suns/Power Forward/29 tahun)

Charles Barkley. (Photo/NBA.com)

Prestasi Barkley di lapangan hampir berbanding lurus dengan kontroversi yang dibuat olehnya, baik di dalam maupun luar lapangan. Namun saat tampil bersama Dream Team di Olimpiade 1992 dan 1996, ia tampil bagus dan berandil besar dalam kesuksesan AS meraih medali emas. Setelah pensiun, ia menekuni karier sebagai komentator NBA, menulis sejumlah buku, dan sempat terjun ke bidang politik.

12. Christian Laettner (Duke Blue Devils/Power Forward/22 tahun)

Christian Laettner_(Mike Lawrie/Getty Images/AFP)

Laettner adalah anggota termuda dari Dream Team 1. Ia adalah satu-satunya pemain yang bukan berasal dari tim NBA. Masuknya Laettner sempat membawa kontroversi karena ia menyisihkan Shaquile O’Neal yang sudah lebih dulu masuk NBA. Prestasi Laettner yang lebih mengilap dibanding Shaq di ajang NCAA membuatnya terpilih masuk Dream Team.

Pelatih: Chuck Daly

Chuck Daly_NBA com

Prestasi Chuck Daly membawa Detroit Pistons menjadi juara NBA 1989 dan 1990 menjadi salah satu alasan ia dipilih menangani tim basket legendaris Dream Team 1. Ia didampingi Lenny Wilkens, PJ Carlesimo, dan Mike Krzyzewski sebagai asisten. Daly wafat pada 2009 di usia 78 tahun karena sakit kanker pankreas.

Video Populer

Foto Populer