Sukses


10 Momen Terunik dan Terkonyol dalam Sejarah F1 (Bagian 1)

Bola.com, Jakarta - Sejak pertama kali digelar pada 1950, F1 telah menghadirkan banyak cerita, baik suka maupun duka. Namun, tak jarang pula muncul kisah unik yang mengundang gelak tawa dan membuat penonton terheran-heran.

Baca Juga

Kejadian-kejadian unik tersebut mayoritas hadir dalam lomba, mulai dari kecelakaan, masalah teknis, sampai salah masuk pit stop! Beragam insiden itu bukan hanya dialami pebalap papan bawah. Beberapa pebalap berstatus juara dunia pun pernah membuat kesalahan konyol.

Kekonyolan apa saja yang pernah terjadi di lomba jet darat? Berikut 10 momen terunik sepanjang sejarah F1 seperti dilansir dari carthrottle.com:

1. Ditabrak Mobil

Taki Inoue bukan pebalap hebat. Dari 18 kali start di F1, pebalap nyentrik asal Jepang itu tak pernah meraih poin. Namun, Inoue dikenal luas oleh penggemar lomba jet darat karena dua hal, yakni sebagai pay driver dan pernah mengalami insiden memalukan pada GP Hungaria 1995 di Sirkuit Hungaroring.

Dalam balapan yang disiarkan secara langsung di televisi itu, Inoue mengalami kerusakan mesin sehingga harus memarkir mobilnya di sisi trek. Asap terlihat mengepul dari belakang mobil Footwork yang dikendarai Inoue.

Inoue lantas segera keluar dari kokpit dan berniat membantu marshall memadamkan api yang muncul dari mesin mobil. Dia pun mengambil alat pemadam di dekat pagar pembatas trek.

Namun, saat akan kembali ke mobil dia tak melihat ada kendaraan petugas medis sirkuit yang datang ke lokasi kejadian. Alhasil,Inoue yang terlalu fokus membantu marshall tertabrak mobil petugas! Kakinya cedera. Namun, dia cepat pulih dan bisa mengikuti balapan berikutnya.

2 dari 5 halaman

2

2. Grid Kosong

GP Amerika Serikat 2005 di Sirkuit Indianapolis sampai saat ini masih dianggap sebagai balapan paling kontroversial sepanjang sejarah F1. Betapa tidak? Dari 20 pebalap, hanya enam yang ikut lomba!

Masalah bermula dari beberapa kasus pecahnya ban (tyre failure) pebalap yang menggunakan ban Michelin pada sesi latihan bebas. Kala itu F1 belum mengenal pemasok ban tunggal. Selain Michelin, sebagian tim memakai ban Bridgestone.

Demi alasan keselamatan pebalap, Michelin mencoba melobi FIA untuk berkompromi dengan mengurangi kecepatan di tikungan 13 lewat pemasangan chicane. Namun, proposal itu ditolak FIA karena dianggap akan merugikan pemakai ban Bridgestone dan justru berpotensi menimbulkan masalah baru.

Akibatnya, seluruh tim yang memakai ban Michelin hanya melakukan parade lap sebelum mundur dari lomba. Hanya tiga tim pemakai ban Bridgestone (Ferrari, Jordan, dan Minardi) yang ikut balapan.

3 dari 5 halaman

3

3. Satu Balapan dan Hilang

MasterCard Lola bisa dibilang tim paling apes di F1. Baru ikut satu balapan pada musim 1997, tim yang bermarkas di Inggris itu sudah harus mundur dan menghilang dari lomba jet darat selamanya.

Lola sebenarnya baru ingin masuk F1 pada musim 1998. Namun, karena mendapat tekanan dari sponsor utama, MasterCard, Lola memutuskan berkompetisi di lomba jet darat satu tahun lebih awal.

Hasilnya bisa ditebak. Persiapan yang kurang membuat Lola tampil buruk pada balapan debut di GP Australia 1997. Mobil Lola sama sekali tak kompetitif karena memakai mesin Ford spesifikasi 1996 dan aerodinamikanya sangat buruk.

Dua pebalap Lola, Vincenzo Sospiri dan Ricardo Rosset, tak bisa ikut lomba karena catatan waktu mereka saat kualifikasi di luar 107 persen waktu peraih pole position. Sospiri lebih lambat 11 detik, sedangkan Rosset lebih parah, yakni 13 detik.

Lola lantas mengumumkan tak ambil bagian pada seri kedua, GP Brasil, karena masalah teknis dan finansial. Seluruh staf tim yang sudah tiba di Interlagos akhirnya kembali ke Inggris. Tak lama berselang Lola mengumumkan mundur dari F1 setelah diketahui memiliki utang sebesar 6 juta poundsterling.

4 dari 5 halaman

4

4. Selebrasi Gagal

Insiden yang dialami Nigel Mansell di GP Kanada 1991 menjadi pelajaran bagi seorang pebalap bahwa jangan pernah melakukan selebrasi sebelum menyentuh garis finis. Jika tidak, maka yang didapat bukan trofi, melainkan rasa malu.

Mansell tampil dominan dalam balapan yang digelar di Sirkuit Gilles Villeneuve. Pebalap Inggris yang membela tim Williams itu terus memimpin lomba sejak start hingga satu putaran menjelang finis dalam lomba yang berlangsung 69 lap tersebut.

Saat memasuki lap pamungkas, Mansell unggul hampir satu menit (57 detik) atas rival terdekat, Nelson Piquet. Merasa sudah hampir menang, Mansell pun melambaikan tangan kepada penonton.

Petaka pun datang. Saat melibas hairpin, mobil Mansell tiba-tiba melambat. Usut punya usut, ketika melambai ke penonton Mansell secara tak langsung menurunkan rev engine menjadi sangat rendah sehingga menyebabkan mesinnya mati! Podium utama pun melayang ke tangan Piquet.

5 dari 5 halaman

5

5. Blunder Pit

Lewis Hamilton baru-baru ini menjadi korban blunder kru pit yang salah membuat perhitungan di GP Monako 2015. Akibatnya fatal. Kemenangan yang sudah di depan mata buyar.

Hamilton menjadi kandidat kuat juara setelah menjadi yang tercepat di sesi kualifikasi. Pebalap Mercedes itu pun tampil dominan saat lomba.

Semua berjalan mulus sampai muncul safety car pada fase akhir lomba. Sedang unggul 20 detik atas rekan setimnya, Nico Rosberg, dan Sebastian Vettel (Ferrari), kru pit Mercedes secara mengejutkan meminta Hamilton masuk pit untuk mengganti ban.

Keputusan itu ternyata kurang tepat. Salah perhitungan, Hamilton malah berada di belakang Rosberg dan Vettel saat keluar dari pit. Meski memakai ban yang lebih segar, Hamilton tak bisa menyalip kedua rivalnya itu mengingat trek jalan raya Monte Carlo yang sempit. Dia pun harus puas finis di posisi ketiga.

Setelah lomba, Hamilton menimpakan kesalahan kepada kru pit Mercedes. Bos Mercedes, Toto Wolff, langsung turun tangan dan meminta maaf kepada Hamilton. Dalam jumpa pers, Rosberg mengaku menang beruntung.

Video Populer

Foto Populer