Sukses


Prastawa: Lebih Baik Mogok Bermain daripada Terlibat Match Fixing

Bola.com, Jakarta - Point Guard Stapac Jakarta, Andakara Prastawa Dhyaksa tak menyetujui tindakan pengaturan skor dengan alasan apapun, termasuk karena keterlambatan gaji. Jika gaji terlambat dibayarkan, Prastawa mengaku lebih baik mogok bermain ketimbang harus melakukan tindakan tak sportif tersebut.

Kasus pengaturan skor yang melibatkan klub Siliwangi Bandung jadi pembahasan panas dalam beberapa hari terakhir. Kasus tersebut melibatkan delapan pemain yakni Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Harlusdityo, Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo dan satu ofisial bernama Zulhilmi Fatturohman.

Kasus yang terjadi di IBL 2016-2017 itu terungkap setelah salah satu oknum yang terlibat mengaku terpaksa melakukan pengaturan skor karena tidak digaji selama beberapa bulan. Demi menyambung kehidupan, para pemain di atas terpaksa melakukan tindakan tak sportif tersebut.

"Kalau sebagai pemain misalnya alasan melakukan itu (pengaturan skor) karena tidak digaji atau telat dibayarkan, saya mending tidak mau bermain. Sebulan pun telat saya mending tidak main. Daripada harus bermain tetapi melakukan hal-hal seperti itu," kata Prastawa ketika dihubungi Bola.com, Jumat (24/11/2017).

Prastawa meminta agar para pemain yang sudah terlanjur terlibat kasus seperti itu tidak mengulanginya pada masa depan. Prastawa menegaskan sebagai pemain lebih baik hanya fokus meraih kemenangan.

"Akan tetapi, semua itu kembali lagi ke pilihan pemain dan pribadi masing-masing, saran saya sih lebih baik jangan dilakukan. Sebagai atlet lebih baik bermain saja untuk meraih kemenangan," ujar Andakara Prastawa Dhyaksa.

Video Populer

Foto Populer