Sukses


Curhat Susy Susanti soal Sulitnya Mencari Tunggal Putri Tangguh dan Bertipe Petarung

Bola.com, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, mengakui tunggal putri masih sektor paling tertinggal dibanding empat nomor lainnya di pelatnas. Dia mengatakan PBSI masih berjuang mengejar ketertinggalan tim tunggal putri.

Kehadiran Rionny Mainaky sebagai pelatih kepala tunggal putri diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan prestasi Gregoria Mariska Tunjung cs.

"Saat ini tunggal putri yang harus ekstra kerja keras, makanya saya bawel ngomong terus, bukan menganakemaskan tunggal putri, tapi saya mau memacu semangat mereka. Saya bilang tidak terima. Kita bisa, bukannya enggak bisa, walaupun cuma satu orang. Tapi, bagaimana caranya menemukan yang satu orang ini," kata Susy saat diwawancara di Pelatnas Cipayung, Senin (24/6/2019), melalui rilis yang dari PBSI. 

"Kami berharap pada Gregoria, tapi dia masih on-off, kadang bagus, kadang kalah dengan dirinya sendiri. Dia juga kurang menjaga badan. Dia harus disiplin sama diri sendiri," ujar Susy.

Susy juga mengungkapkan beberapa pemain yang sudah memiliki persiapan bagus saat latihan, tapi tidak bisa mengeluarkan kemampuannya saat bertanding.

"Sudah, tidak usah memikirkan apa-apa, nekat dulu di lapangan. Sampai saya bilang, apa perlu dikasih daging macan ya biar galak? Jangan kelemer-kelemer. Memang kita ini putri Timur, tapi kalau di lapangan kan bukan putri Timur lagi. Saya bilang 'di depan kalian itu musuh, harusnya berpikir, dia atau saya yang mati? Harusnya berpikir seperti perang, kalau tidak melawan, ya kita yang akan mati'. Itu yang kami terapkan, saya sendiri juga gemas," tutur Susy. 

Susy mengatakan hal-hal yang terlihat sepele terkadang menentukan karakter pemain. Kebiasaan-kebiasaan pemain yang terlalu pasrah bisa menjadi hambatan di lapangan. Biasanya pemain kurang memiliki daya juang yang lebih.

"Di lapangan itu harus kejar bola ke mana pun, mungkin ini sepertinya sepele, tapi kan kebiasaan. Mindset-nya harus diubah, sikapnya diubah," ujar Susy Susanti, yang menjadi peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini.

 

2 dari 2 halaman

Tentukan Nasibnya Sendiri

Menurut Susy, perbaikan di tunggal putri membutuhkan waktu panjang. Dari target seratus persen, kini progress tunggal putri masih di kisaran 20-30 persen.

"Belum setengahnya. Salah satunya memang kurangnya materi pemain putri. Bisa dilihat sendiri tunggal putri sekarang kalau lagi bagus, lalu sakit, bagus lagi, sakit lagi," ujar Susy.

"Kami sambil mencari, kalau yang atas tidak bisa, ya cari di yang bawahnya. Tapi kan tidak bisa instan, butuh proses. Kami berusaha kerja keras, sampai berpikir terus, bagaimana caranya. Cari pemain yang petarung. Menang kalah tidak ada urusan, itu belakangan. Bagaimana dia berani dulu memberi perlawanan," pungkas Susy.

Susy mengakui menemukan pemain yang memiliki potensi dan kemauan memang tidakmudah. Ada pemain yang memiliki potensi, tapi tidak memiliki kemauan dan sebaliknya. Ia mengaku sudah banyak memberikan masukan, nasihat dan bimbingan ke atlet. Namun, Susy menegaskan sang atlet yang akan menentukan nasibnya sendiri dan menjadi ujung tombak dalam menentukan prestasinya. 

Video Populer

Foto Populer