Sukses


Kenali Gejala Virus Corona pada Anak

Bola.com, Jakarta - Virus Corona atau (SARS-CoV-2) tidak hanya bisa menjangkit orang dewasa atau lansia. Anak-anak juga bisa terkena virus yang ditengarai berasal dari Wuhan, China ini.

Hampir tak ada perbedaan untuk gejala terinfeksi virus Corona yang dialami anak-anak dengan orang dewasa.

Darmawan Budi Setyanto, Dokter Spesialis Anak dari Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengungkap gejala sistemik Corona pada anak bisa berupa demam, rasa tidak enak badan seperti ngilu di tulang.

"Ini yang kita lihat pada anak kecil, anaknya menjadi rewel," kata Darmawan di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kemudian, nafsu makan menurun. Ini adalah gejala infeksi secara umum. Demam dan kawan-kawannya," imbuh Darmawan.

Selain itu, gejala bisa muncul pada saluran napas. Darmawan mengungkapkan beberapa kondisi yang mungkin terjadi seperti batuk, pilek, atau suara napas yang berbunyi grok grok.

"Itu ketika proses penyakitnya hanya mengenai salurannya. Tapi, ketika sudah kena paru-parunya yang pneumonia, maka disertai gejala sesak," lanjutnya.

Darmawan mengingatkan COVID-19 adalah penyakit yang baru sehingga masih butuh diketahui benar-benar gejala spesifiknya pada anak.

"Ada laporan di luar negeri yang sudah terjadi kasus terlebih dahulu, pada anak-anak cukup banyak yang tidak diawali dengan demam. Jadi, hanya gejala saluran napas, batuk pilek, kemudian ternyata diperiksa terkonfirmasi COVID-19," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Gejala Sisa di Masa Depan

Darmawan menjelaskan, belum diketahui apakah anak yang terkena COVID-19 di usia muda akan mengalami kondisi tertentu seperti penurunan fungsi paru atau tidak di masa depan.

"Belum bisa menjawab seperti pertanyaan awal tadi, apakah akan menimbulkan gejala sisa atau tidak pada yang kena pneumonia. Belum bisa menjawab persisnya seperti apa karena belum banyak kasus pada anak yang dilaporkan," ujarnya.

Mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per Kamis (19/3/2020), virus Corona COVID-19 telah menyebabkan 8778 orang meninggal dunia dan menginfeksi lebih dari 209 ribu orang di seluruh dunia.

Hanya, tidak diketahui secara detail, berapa dari jumlah itu yang terjadi pada anak-anak.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Giovani Dio Prasasti/Fitri Syarifah. Published: 20/3/2020)

Video Populer

Foto Populer