Sukses


Perangi Corona COVID-19, Pahami 5 Hal Ini Agar Penyemprotan Disinfektan Tak Malah Menjadi Petaka

Jakarta - Penyemprotan cairan disinfektan tengah marak dilakukan di tengah pandemi global virus corona COVID-19. Tidak hanya oleh instansi resmi, warga juga berlomba-lomba melakukannya secara mandiri. 

Penyemprotan sebagian besar menyasar tempat-tempat umum dan lokasi yang dianggap rentan sebagai media penularan virus corona COVID-19, seperti pasar, perkantoran, hingga sarana transportasi. Namun belakangan, tidak sedikit juga yang menyemprotkannya ke tubuh manusia. 

Di sejumlah perumahan, kehadiran bilik disinfeksi juga semakin mudah ditemukan. Selain bagi kendaraan, cairan disinfektan juga disemprotkan kepada warga maupun tamu yang masuk. 

Lalu seberapa amankah penggunaan cairan disinfektan ini bagi manusia? 

Organisasi kesehatan dunia (WHO) sebenarnya tidak merekomendasikan penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia. Lewat akun media sosialnya, WHO juga menyampaikan resiko penyalahgunaannya.  

Lewat akun Twitter-nya, WHO Indonesia juga memperingatkan masyarakat agar berhati-hati melakukan penyemprotan disinfektan. "#Indonesia, jangan menyemprot disinfektan langsung ke badan seseorang, karena hal ini bisa membahayakan. Gunakan disinfektan hanya pada permukaan benda-benda. Ayo #LawanCovid-19 dengan tepat!" bunyi pesan WHO Indonesia lewat @WHOIndonesia. 

Terpisah, Profesor Wiku Adisasmito, Ketua Tim Pakar Gugas Penanganan COVID-19, tidak merekomemdasikan penggunaan bilik disinfektan atau disinfectant chamber. Sebab menurutnya, hal itu sangat berbahaya karena tidak mengenakkan bagian kulit sensitif pada manusia secara langsung.

"Disinfektan pada ruang / chamber atau penyemprotan langsung ke tubuh manusia tidak direkomendasikan karena berbahaya bagi kulit mulut dan mata menimbulkan iritasi," kata Wiku saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Senin (30/3/2020). Dalam keterangannya, Wiku juga tidak merekomendasikan penggunaan sinar Ultra Violet (UV) untuk membunuh virus corona COVID-19. Menurutnya, kegiatan seperti ini justru berpotensi memicu kanker bagi manusia. Simak selengkapnya di sini

Salah seorang pakar kebersihan asal Amerika Serikat, Jolie Kerr, juga berpendapat sama. Melalui tanya-jawab yang diterbitkan situs vox, Kerr menjelaskan lebih rinci mengenai bahaya yang mengintai di balik penggunaan cairan-cairan disinfektan terhadap tubuh manusia. 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Video

2 dari 5 halaman

Jangan Terkecoh Tips di Medsos

Menurut Kerr, saat ini banyak sekali informasi yang keliru mengenai penggunaan cairan disinfektan. Pria yang juga bekerja di New York Times, the Wall Street Journal, Better Homes & Gardens, dan GQ, itu menyarankan agar setiap orang rajin mencuci tangan guna menghindari penularan virus Corona Covid-19. Penyemprotan disinfektan hanya dilakukan kepada benda-benda sering disentuh saja. 

Dan untuk mencegah risiko dalam penggunaan cairan disinfektan, Kerr meminta semua orang agar bijak memilah informasi dan tips yang banyak beredar saat ini. Pilihlah sumber informasi yang kredibel, seperti The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"WHO yang terbaik. Sebagian besar sumber informasi yang dapat dipercaya tentang semua hal yang berkaitan dengan coronavirus, termasuk protokol pembersihan dan disinfektan," tulis Kerr. 

Dalam ulasannya, Kerr juga menyarankan agar masyarakat tidak mudah termakan berbagai informasi yang disebar melalui media sosial dan grup whatsapp terkait kegiatan desinfeksi. Sebab menurutnya, tips yang dibagikan itu sering tidak efektif, boros, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.  

 

3 dari 5 halaman

Jangan Sembarang Meracik Disinfektan

Selama pandemi global virus Corona Covid-19, banyak beredar cara pembuatan cairan disinfektan secara mandiri. Mengenai hal ini, Kerr meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati. Sebab, mencampurkan berbagai produk pembersih bukan tidak mungkin menimbulkan resiko kematian.  

"Ini sebenarnya bukan jawaban yang benar-benar iya atau tidak. Bahwa para ahli biasanya menjauhkan orang dari penggunaan silang produk pembersih adalah bahwa seringkali kegiatan itu justru menjadi tidak efektif dan boros, berpotensi juga merusak barang yang hendak Anda bersihkan, dan/atau dapat membuatmu sakit atau bahkan bisa membunuhmu," tulis Kerr. 

Menurut Kerr, ada beberapa bahan dari cairan pembersih yang benar-benar beracun, seperti yang mengandung pemutih, alkohol, atau amonia. Apalagi bila bahan tersebut dicampur dengan senyawa lainnya. "Penggunaan produk kebersihan yang tidak tepat berpotensi membunuhmu," katanya. 

Meski demikian, Kerr masih mentolerir beberapa pengalihfungsian bahan pembersih. Menggunakan sabun cuci piring untuk  mencuci tangan menurutnya masih dianggap aman. Begitu juga bila menggunakan cairan pembersih ubin pada bahan plastik juga tidak terlalu berbahaya. 

 

 

4 dari 5 halaman

Jangan Campur Bahan Ini dengan...

Setiap perusahaan sebenarnya melengkapi produknya dengan label bahan yang digunakan dalam cairan pembersih mereka. Informasi yang sama juga bisa didapatkan lewat data keamanan produk (SDS) yang juga dilengkapi apa saja bahan yang terkandung di dalamnya dan peringatan bahaya. 

Informas ini bisa didapatkan lewat situs pencari Google dengan mengetik nama produk + SDS. 

"SDS ini sangat membantu sebab dia menyajikan informasi yang mungkin Anda butuhkan dalam satu dokumen. Seperti contoh, SDS untuk cairan disinfektan Lysol yang akan menyuguhkan langkah pertolongan pertama, peringatan bahaya kebakaran, cara penggunaan dan penyimpanan," katanya. 

Setelah mengetahui bahan-bahan dalam produk disinfektan yang Anda gunakan, sebaiknya pahami beberapa pantangannya, seperti yang terdapat di bawah ini.  

- Jika produk pembersih mengandung pemutih (sodium hypochlorite) janga mencampurnya dengan bahan kimia lain selain air. Anda juga harus hati-hati sebab pemutih berpotensi memudarkan warna dan umumnya tidak digunakan pada kain.

- Jika produk Anda mengandung (isopropanol), itu akan lebih aman untuk kulit meski bisa menyebabkan kulit kering dan iritasi. Namun penggunaan bahan ini harus hati-hati karena mudah terbakar.

-Jika sebuah produk mengandung hidrogen peroksida, jangan mencampurnya dengan cuka. Sebab kombinasi kedua bahan ini bersifat asam yang korosif dan menimbulkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.

5 dari 5 halaman

Jangan Asal Semprot

Kerr juga berpesan agar tidak sembarang menyemprotkan cairan pembersih ke tubuh manusia. Sebab penyemprotan yang bukan pada tempatnya rentang menimbulkan resiko dan berbahaya.  Kerr mencontohkan cairan disinfektan Lysol yang banyak digunakan di negaranya Amerika Serikat.  

"Jangan lakukan itu. Tidak ada garis aman-itu ide yang buruk," ujar Kerr menanggapi pertanyaan salah seorang penanya terkait keamanan Lysol bila disemprot kepada manusia.

"Jangan semprot Lysol kepada dirimu atau orang lain. Lysol tidak diperuntukkan sebagai disinfektan bagi kulit dan sangat bahaya bila terhirup atau tertelan atau kontak dengan mata atau kulit."

Lysol merupakan produk pembersih buatan Reckitt Benckiser. Produk ini terdiri dari beberapa jenis, mulai dari cairan disinfektan, cairan pembersih lantai, hingga sabut cuci tangan. Cairan ini terdiri dari beberapa bahan kimia, termasuk Ethanol, Isopropyl alcohol, p-Chloro-o-benzylphenol, dimethylbenzylammonium chloride, asam Lactic, hingga senyawa Hydrogen Peroxide. 

 

Sumber asli: Berbagai sumber

Disadur dari: Liputan6.com (Marco Tampubolon, Published 30/3/2020)

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

Video Populer

Foto Populer