Sukses


Bola Beli: Trik Mizuno untuk Menyelinap Sebagai Sepatu Badminton Unggulan

Bola.com, Jakarta Para penggemar sepak bola dari era 90-an jelas ingat sosok Rivaldo, sang bomber Brasil yang jangkung nan lincah itu. Meski kata orang ia berwajah seram bak tengkorak bajak laut, namun memori tentang dirinya lebih banyak menyangkut kiprah hebatnya di Barcelona dan AC Milan. Namun, siapa sangka ia adalah pecinta sejati sepatu merek Mizuno, yang sekarang juga merambah dunia bulutangkis. 

Sepatu bulutangkis Mizuno tidak murah-murah amat, tapi ternyata digemari karena spesifikasinya yang khas, yang berbeda dari Lining maupun Yonex ---dua brand yang menguasai pasar sepatu bulutangkis saat ini. Mizuno bukan merek baru, bahkan ketika nama mereka mendunia di 1985 ternyata itu hanya sebuah proses re-branding saja dan bukan tahun kelahiran mereka. 

Perusahaan Mizuno lahir di Osaka Jepang pada 1906 sebagai buah pikiran Rihachi Mizuno yang bercita-cita untuk membuat produk-produk peralatan olahraga berkualitas tinggi, murah, dan bisa menjangkau pasar yang luas. Kini mereka pun dikenal sebagai produsen bergengsi untuk line up perlengkapan golf, tenis, bisbol, bola voli, sepak bola, lari, rugbi, ski, renang, bersepeda, judo, tenis meka, bulutangkis, tinju, dan atletik. 

Dalam memproduksi sepatu, Mizuno melakukan produk khas yang disesuaikan dengan kebutuhan praktikal atlet di lapangan. Saat menggaet Rivaldo dan sprinter legendaris AS, Carl Lewis, misalnya, mereka benar-benar membuat sepatu sesuai dengan karakter kaki kedua atlet top itu dan kemudian memproduksinya secara massal dengan spesifikasi teknis yang sama. 

 

2 dari 3 halaman

Prioritas Redaman Benturan di Tumit

Praktis hal ini juga yang mengilhami trik Mizuno untuk menyusup masuk ke pasar sepatu bulutangkis di seluruh dunia, terutama di Asia. Hebatnya lagi, sumber inspirasi desain mereka saat ini adalah dua jagoan asal Indonesia, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, yang berhasil menyabet emas di olimpiade dan kejuaran dunia. 

Keduanya memakai seri sepatu bulutangkis Mizuno Wave Fang, yang didesain untuk memiliki level kenyamanan tinggi terutama di bagian tumit dan tempurung kaki. Ya, bulutangkis sebagai olahraga dengan tingkat aerobik sangat tinggi memang bakal membebani kaki yang harus bergerak lincah dengan sangat berat.

Sepatu bulutangkis selain harus kuat, juga harus lentur, punya bantalan tebal di tumit, tetap ringan, dan memiliki sol dengan grip yang lengket dengan permukaan lapangan. High impact di bagian tumit jadi perhatian utama Hendra-Ahsan, yang sering kali melakukan jumping-smash, ketika keduanya mengikat kerjasama dengan Mizuno. 

Seri Mizuno Wave Fang akhirnya terus diperbaharui sehingga memiliki kemampuan daya serap benturan tinggi di bagian tumit, sekaligus repulsif sehingga bisa bereaksi cepat untuk menunjang gerakan susulan. Pada bagian sol, bahan dan desain karakter pola penguat traksi bawah semakin maksimal untuk melakukan gerakan pivot (memutar) dan manuver-manuver bersudut sulit lainnya dengan stabil. 

Imbas dari karakteristik ini adalah lancarnya footwork para pemain bulutangkis di lapangan yang amat jarang terganggu efek slip yang membuat pemain terjatuh akibat mengubah arah gerakan secara mendadak di atas lapangan yang basah karena tetesan keringat. 

 

 

3 dari 3 halaman

Menyiasati Isu Stabilitas Tumpuan

Sepatu Mizuno Wave Fang memiliki ciri khas berupa bagian lidah sepatu yang dibuat menyatu dengan bagian atas sepatu sehingga tidak bisa bergeser-geser ke kiri dan kanan tempurung kaki dan menimbulkan ketidaknyamanan. Sepatu ini sangat nyaman karena dibuat dari bahan sintetik rajutan di bagian luar dan dilapisi foam dan permukaan empuk di bagian dalam yang kualitasnya disebut-sebut setara dengan sepatu legendaris Yonex tipe SHB 65 Z2M namun dengan harga lebih murah. 

Wave Fang unggul karena lebih empuk di bagian dalam, namun Yonex SHB dinilai sejumlah pengguna memiliki bagian sol yang lebih keras dan stabil. Untuk menjawab keluhan ini, beberapa pengguna Mizuno juga memilih seri Wave Claw yang karakteristiknya "lebih padat" karena stabilitas ditunjang dengan cengkraman bagian atas sepatu yang lebih menggigit pada tempurung kaki.

Karena alasan ini jugalah Ahsan sering juga memakai seri Wave Claw di permukaan lapangan yang karakternya lebih licin dan membutuhkan stabilitas lebih tinggi. 

Bicara soal harga, saat seri Yonex SHB ada di kisaran Rp 1 juta hingga Rp 2,3 juta, Mizuno dengan seri Wave Fang dan Wave Claw masuk dengan angka di antara Rp 1,5 juta dan Rp 1,8 juta. Hal ini jelas menjadi strategi yang cerdik karena Yonex justru cenderung merambah kelas yang lebih premium di kelas Power Cushion yang nilainya bisa melampaui Rp 2,5 juta. 

Bagaimana soal perbandingan harga dengan Lining? Merek asal Tiongkok ini ternyata menyasar pasar yang berbeda di level junior dan amatir karena menawarkan lebih banyak varian dengan harga dimulai sejak Rp 150 ribu. So, kini hanya Mizuno dan Yonex yang ada di benak para pengguna sepatu badminton yang serius. 

Akhir kata pembaca, Anda kembali harus bertanya kepada diri sendiri soal seberapa serius Anda menekuni bulutangkis? Sepatu bulutangkis Mizuno adalah pilihan untuk pengguna serius seperti halnya line-up peralatan bulutangkis merek Yonex, hanya saja Mizuno memiliki trik dan pendekatan berbeda dalam mengantisipasi kebutuhan para pemakai yang berdasar pada masukan dari atlet profesional. So, selamat berburu sepatu bulutangkis, hati-hati jangan salah beli sepatu badminton karena harganya tidak murah. Kelangkaan sepatu bulutangkis Mizuno juga menyebabkan harganya kadang meroket hingga di atas Rp 3 juta lho.   

Video Populer

Foto Populer