Sukses


Tes Antibodi vs Tes Antigen, Mana Lebih Baik Deteksi Covid-19?

Bola.com, Jakarta - Di tengah pandemi virus corona COVID-19, kekhawatiran masyarakat Indonesia kian meningkat setelah penyebarannya belum juga menunjukkan penurunan.

Untuk berusaha memastikan tubuh tidak tertular penyakit tersebut, masyarakat hanya bisa berpegangan pada tes Covid-19. Tes penting dilakukan demi mengetahui seberapa luas penyebaran virus corona.

Ada beberapa tes yang bisa dilakukan, termasuk Tes Antibodi (Rapid Test) dan Tes Swab Antigen.

Guna memerjelas kedua istilah tersebut, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) Prof. dr., Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK. menyatakan kedua istilah tersebut merujuk pada tes COVID-19 yang sama.

"Sama, jadi rapid test antigen pengambilan sampelnya dengan swab (usap) juga tapi pemeriksaan sampel bukan dengan mesin PCR tapi mirip dengan pemeriksaan antibodi (rapid test ujung jari)," ujar Amin dikutip dari Liputan6, Minggu (27/12/2020).

"Kalau rapid test yang antibodi tidak selalu ada virusnya. Di orang yang sembuh pun bisa reaktif, sudah tidak ada virusnya tapi rapid test-nya masih bisa reaktif."

"Kalau antigen, bisa dikatakan spesifitasnya 100 persen, artinya kalau dia reaktif, antigennya terinfeksi, dapat dipastikan PCR-nya juga positif, tapi sensitifitasnya lebih rendah dari PCR," tutupnya.

Guna memperjelas tentang kedua tes COVID-19 tersebut, berikut perbandingan singkat Tes Antibodi dan Tes Swab Antigen.

2 dari 3 halaman

Tes Antibodi

Keunggulan

  • Cepat
  • Bisa dilakukan secara massal
  • Biaya Rp75 ribu - Rp85 ribu

Kelemahan

  • Akurasi 36 persen
  • Berpotensi memberikan hasil negatif palsu
  • Baru bisa mendeteksi virus corona setelah 2 atau 3 hari
3 dari 3 halaman

Tes Antigen

Keunggulan

  • Cepat
  • Bisa dilakukan secara massal
  • Sukses digunakan di Korea Selatan
  • Secara teoritis, akurasi 34-80 persen
  • Mendeteksi virus sejak adanya infeksi
  • Biaya paling mahal di pulau jawa Rp250 ribu dan luar jawa Rp275 ribu.

Kelemahan

  • Tes antigen kurang sensitif dibandingkan PCR

 

Disadur dari Liputan6 (Penulis: Ade Nasihudin Al Ansori/Editor: Aditya Eka Prawira. Published: 18/12/2020)

Video Populer

Foto Populer