Sukses


Pengertian Olahraga Catur, Sejarah, Peraturan, dan Gerakannya yang Perlu Dipahami

Bola.com, Jakarta - Olahraga catur sedang jadi buah bibir di masyarakat. Catur atau dalam bahasa Inggris, chess, telah familier di kalangan masyarakat Indonesia. 

Olahraga yang mengandalkan strategi ini membuat banyak orang terhibur saat memainkannya. Catur biasanya terdiri dari dua pemain saja.

Kedua pemain duduk dan mengatur strategi untuk menjalankan bidak yang berada di papan catur, yang terbuat dari 64 kotak yang lebih kecil, dengan delapan kotak di setiap sisi.

Setiap pemain mulai dengan 16 bagian: delapan pion, dua kuda, dua gajah, dua benteng, satu ratu dan satu raja.

Tujuan olahraga ini adalah agar masing-masing pemain mencoba dan sekakmat raja lawan.

Catur, merujuk pada pengertian versi Cambridge Dictionary, ialah olahraga yang dimainkan oleh dua orang di papan persegi, di mana setiap pemain memiliki 16 buah yang dapat dipindahkan di papan dengan cara yang berbeda.

Versi lain, yakni menurut Merriam-Webster, catur adalah olahraga untuk dua pemain yang masing-masing bergerak 16 buah sesuai dengan aturan yang ditetapkan di kotak-kotak dan mencoba untuk melakukan sekakmat raja lawan.

Itulah sedikit ulasan mengenai olahraga catur. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa memahami sejarah, peraturan, dan gerakan yang bolehkan, seperti dikutip dari laman Dosenpenjas dan Pendidikanjasmani13, Selasa (23/3/2021).

2 dari 4 halaman

Sejarah Catur

1. Sejarah Catur

Olahraga catur menurut sebagian besar sejarawan berasal dari India pada abad kelima atau keenam. Bentuk catur yang paling awal diketahui adalah chaturanga, berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya 'empat unsur yang terpisah', karena memang di India kuno olaharaga catur dimainkan oleh empat peserta yang berada di empat sudut yang berbeda.

Menurut mistisisme India kuno, catur dianggap mewakili alam semesta sehingga sering dihubungkan dengan empat unsur kehidupan yaitu api, air, udara, dan tanah karena dalam olahraga catur menyimbolkan cara-cara hidup manusia.

Dari India, chaturanga menyebar dengan cepat ke Persia, yang lantas disebut chatrang. Ketika orang-orang Arab menginvasi Persia pada abad ketujuh, mereka menyebutnya shatranj dan mempopulerkannya ke seluruh dunia Arab.

Chaturanga juga kemungkinan nenek moyang dari game strategi Timur xiangqi (catur China), janggi (catur Korea), dan shogi (catur Jepang).

Pada abad ke delapan, ketika bangsa Arab menyebarkan Islam ke Spanyol, catur mulai menyebar ke daratan Eropa hingga ke Jerman, Italia, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Rusia.

Masuk ke tanah Eropa, olahraga catur meningkat pesat. Banyak pertandingan dan turnamen diadakan dengan frekuensi yang lebih besar. Sedangkan sejarah catur di Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda pada waktu menjajah.

Awalnya, hanya orang Belanda yang memainkannya, baru menjelang kemerdekaan, mulai banyak orang Indonesia yang ikut memainkannya. Dengan tersebar luasnya olahraga catur secara global, peraturan-peraturan dalam catur yang mulai dibentuk sejak abad pertengahan dan terus dimodifikasi sampai awal abad ke-19.

Kini, peraturan-peraturan tersebut ditetapkan oleh badan pemerintahan catur internasional FIDE (Federation Internationale des Echecs) atau World Chess Federation, yang dibentuk pada tanggal 20 Juli 1924 dan bermarkas di Lausanne, Swiss.

3 dari 4 halaman

Peraturan Catur

2. Peraturan Catur

Berikut ini peraturan bermain catur berdasarkan aturan FIDE (Federation Internationale des Echecs):

  • Pemain harus bersikap sportif dengan tidak boleh menggangu konsentrasi lawan yang sedang berpikir. Pemain catur juga harus berjiwa atlet dengan selalu berpedoman pada semboyan catur Gen’s Una Sumus yang memiliki arti 'kita satu keluarga'.
  • Antara kedua pemain harus melangkah bergantian, yaitu pemain dengan bidak atau catur berwarna putih  berjalan duluan, kemudian pemain dengan bidak atau buah catur berwarna hitam.
  • Bidak yang sudah dipegang harus dijalankan, kecuali bidak tersebut tidak mungkin untuk dijalankan.
  • Langkah dinyatakan sudah selesai ketika tangan sudah melepaskan buah yang dipegang.
  • Bidak yang dipegang dan menyentuh bidak lawan harus dipukul, kecuali bidak tersebut tidak mungkin untuk dipukul.
  • Ada dua cara dalam rokade, yaitu rokade panjang dan rokade pendek. Raja harus dipegang terlebih dahulu dengan ketentuan raja tidak diancam oleh buah lawan. Rokade atau disebut juga castling dalam bahasa Inggris, merupakan gerakan khusus dalam catur di mana raja bergerak dua petak menuju benteng di baris pertamanya, kemudian meletakkan benteng pada petak terakhir yang dilalui raja.
  • Ketika raja dalam keaadaan terancam dan lawan salah melangkah, langkah tersebut dapat diulang (langkah lain).
  • Pion yang terdorong dua langkah, sejajar dengan buah lawan, pemain yang bersangkutan bebas untuk menentukan apakah akan dipukul atau tidak.
  • Pion promosi atau petak akhir harus diganti, penentuannya terserah pemain yang bersangkutan.
  • Sekak atau ster boleh diucapkan dan boleh juga tidak diucapkan.
  • Bidak yang dinyatakan mat, yaitu apabila lawan menyerah, raja lawan mat, waktu untuk berpikir sudah habis (jarum jam jatuh).
  • Bidak yang dinyatakan remis (draw), yaitu berdasarkan persetujuan dari kedua belah pihak, (sekak abadi tiga kali berturut–turut, bangunan sama tiga kali berturut- turut, tidak saling memukul selama 40 langkah).
4 dari 4 halaman

Gerakan Catur

3. Gerakan Catur

Sebelum bertanding, pemain memilih warna buah yang akan ia mainkan. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian.

Setiap langkah hanya boleh menggerakkan satu bidak saja (kecuali untuk rokade di mana ada dua bidak yang digerakkan). Bidak dipindahkan ke petak kosong, atau yang ditempati oleh bidak lawan, yang berarti menangkapnya dan memindahkan bidak lawan dalam permainan. Ada pengecualian, yaitu untuk gerakan en passant.

Setiap bidak catur memiliki gerakan yang unik, sebagai berikut:

  • Raja dapat bergerak satu petak ke segala arah. Raja juga memiliki gerakan khusus yang disebut rokade, yang turut melibatkan sebuah benteng.
  • Benteng dapat bergerak sepanjang petak horizontal maupun vertikal, tetapi tidak dapat melompati bidak lain. Seperti yang telah dijabarkan di atas, benteng terlibat dalam gerakan rokade.
  • Gajah dapat bergerak sepanjang petak secara diagonal, tetapi tidak dapat melompati bidak lain.
  • Ratu memiliki gerakan kombinasi dari benteng dan gajah.
  • Kuda memiliki gerakan mirip huruf L, yaitu memanjang dua petak dan melebar satu petak. Kuda satu-satunya bidak yang dapat melompati bidak-bidak lain.
  • Pion dapat bergerak maju (arah lawan) satu petak ke petak yang tidak ditempati. Pada gerakan awal, pion dapat bergerak maju dua petak. Pion juga dapat menangkap bidak lawan secara diagonal, apabila bidak lawan tersebut berada satu petak di diagonal depannya. Pion memiliki dua gerakah khusus, yaitu gerakan menangkap en passant dan promosi.

 

 

Sumber: Dosenpenjas, Pendidikanjasmani13

Video Populer

Foto Populer