Sukses


Di Rumahkan Akibat Pandemi COVID-19, Duo Pramugari Cantik Ini Menuai Berkah dari Lontong Sayur

Bola.com, Jakarta - Larangan terbang hingga lockdown yang diterapkan sejumlah negara akibat COVID-19 turut memengaruhi industri penerbangan, tak terkecuali di Indonesia. Alhasil, sejumlah maskapai di Tanah Air merumahkan para kru cabinnya.

Hal itu pun dialami dua pramugari cantik, Meitry Nur Fazrina dan Qorry Natawijaya. Meitry merupakan pramugari di maskapai milik BUMN, sedangkan Qorry pernah bertugas di perusahaan penerbangan milik pengusaha asal Malaysia, Tony Fernandes.

"Pada saat ini kan masih pandemi, yang akhirnya penerbangan itu jadi menurun. Enggak ada yang terbang, ya ada mungkin tetapi sedikit," tutur Qorry kepada Liputan6.com dalam program Berani Berubah.

"Ya akhirnya perusahaan sendiri pun memutuskan untuk mengurangi karyawannya dan saya yang terkena dampak itu," lanjutnya.

Kehilangan pekerjaan sebagai pramugari membuat Meitry dan Qorry kebingungan. Bahkan, Meitry yang masih membiayai kehidupan kedua orang tua dan adiknya harus menguras tabungan untuk menyambung hidup.

"Sempat bingung selama di rumahkan enam bulan, karena perusahaan kan tidak memberikan gaji sama sekali buat kita. Jadi selama enam bulan itu saya mengandalkan tabungan yang ada," ucap Meitry.

"Saya juga mempunyai tanggungan, harus membiayai orang tua. Saya juga kebetulan punya adik yang masih kecil yang harus saya biayai," tambahnya.

Situasi sulit yang dialami pada pandemi COVID-19 tak mematahkan semangat Meitry dan Qorry. Berbekal uang tabungan yang ada, serta resep turun temurun dari sang nenek membuat keduanya mantap membuka usaha gerobak lontong sayur kaki lima.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Raup Keuntungan Hingga Rp 50 Juta

Ternyata, usaha lontong sayur yang dirintis membawa berkah bagi Meitry dan Qorry. Resep dari sang nenek serta modifikasi yang dilakukan membuat dagangan lontong sayur dengan dua varian kuah itu disukai oleh masyarakat.

Dalam sehari, dagangan yang diberi nama Lontong Sayur Ku tersebut mampu menghabiskan 120 hingga 300 porsi per hari. Dengan per porsinya mencapai harga Rp 13 ribu sampai Rp 30 ribu tersebut, Meitry dan Qorry bisa meraup keuntungan hingga Rp 50 juta per bulan.

"Akhrinya saya memutuskan untuk membuka usaha bisnis, karena saya juga punya resep dari nenek saya untuk membuat lontong sayur ini. Dibarengi sama teman seprofesi saya, mbak Qorry. Kami memodifikasi resep nenek saya ini menjadi dua varian kuah," jelas Meitry.

"Harga lontong sayurnya ini mulai dari 13 ribu sampai 30 ribu rupiah per porsi. Terjual dalam satu hari itu minimal 120, kadang 200 sampai 300 per porsi dalam waktu satu hari. Satu bulan itu omsetnya mencapai Rp 50 jutaan lah," timpal Qorry.

 

3 dari 3 halaman

Membuka Lapangan Pekerjaan

Kini, keduanya terus berusaha untuk mengembangkan usaha Lontong Sayur Ku yang baru berjalan lima bulan. Di tengah masa sulit akibat pandemi COVID-19, Meitry dan Qorry ingin terus membuka cabang Lontong Sayur Ku sekaligus memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terkena PHK.

"Kalau cita-cita ya saya memang dari dulu ingin jadi pengusaha, makanya selalu mencoba berbisnis," tutur Qorry.

"Dan memang enggak mudah, saya udah coba usaha beberapa kali, bangkrut beberapa kali, tetapi Alhamdulillah di saat ini orang-orang memberhentikan karyawannya, tetapi saya Alhamdulillah bisa mempekerjakan orang," lanjutnya.

Kendati kondisi saat ini sedang sulit, Meitry dan Qorry pantang menyerah dengan kedaan. Keduanya akan terus berusaha untuk bisa bangkit dan melewati badai pandemi COVID-19 ini dengan sebaik mungkin.

"Intinya kita harus terus berusaha, tetap semangat," ucap Meitry.

Video Populer

Foto Populer