Sukses


Cerita Sukses Kelompok Masjid Baitussalam Farm dari Bertanam Hidroponik di Masa Pandemi COVID-19

Bola.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 memaksa orang untuk kreatif. Di tengah situasi yang serba tak pasti, banyak orang harus memutar otak untuk bisa sekadar bertahan.

Pasalnya, pandemi yang melanda dunia, memukul hampir seluruh sektor kehidupan. Banyak yang kehilangan mata pencaharian atau pemasukan selama pandemi berlangsung.

Di antara kisah sedih yang diakibatkan pandemi, terselip pula cerita-cerita keberhasilan. Bukti bahwa manusia tak menyerah oleh keadaan. Bukti bahwa selama kita mau berusaha alias tak berpangku tangan, jalan menuju rezeki akan senantiasa terbuka.

Kali ini cerita keberhasilan datang dari Sofyan dan keenam temannya. Sofyan merupakan Ketua Kelompok Masjid Baitussalam Farm dari Masjid Jami Baitussalam, Jakarta Barat.

Sofyan bersama keenam temannya mencari cara agar tetap produktif dan mendapatkan pemasukan di tengah pandemi. Kisah mereka bergulir, diawali dengan lahan seluas 200 meter persegi di atas Masjid Jami Baitussalam.

Di atas lahan itu, mereka membuat 2.142 lubang untuk ditanami lima jenis sayuran.

"MB Farm dimulai awal pandemi, bulan Maret 2020 terbentuk MB Farm. Kami, para petani didukung Ketua DKM membuat sistem hidroponik yang berada di rooftop Masjid Baitussalam," kata Sofyan, dilansir dari Liputan6.com.

"Awalnya, enggak ada ilmu enggak ada apa, kami belajar secara manual dari Youtube, dari media-media, dari sharing teman, gitu aja sih," ungkap Sofyan.

Sofyan mengatur para petani yang jumlahnya 15 orang untuk bergantian merawat tanaman hidroponik.

Bukan hanya untuk menambah pendapatan, aktivitas ini juga dimaksudkan mengisi waktu. Sofyan dan teman-temannya mewujudkan ide ini agar jemaah masjid punya kegiatan untuk menyibukkan diri.

2 dari 3 halaman

Memilih Sistem Hidroponik

Sebelum menanam secara hidroponik, Sofyan dan yang lain sempat mencoba bercocok tanam di tanah. Namun, dia menilai hasilnya kurang maksimal. Setelah diskusi bersama, akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan sistem hidroponik.

"Mungkin pertama kali ada masukan dari mahasiswa IPB yang kami undang ke sini. Ya sudah, main hidroponik saja di pipa, katanya gitu. Ya sudah, saya sama orang mahasiswa IPB main hidroponik," tutur Sofyan.

"Keuntungannya kami menanam hidroponik itu, tidak pakai pestisida, aman, higienis, dikonsumsi masyarakat," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Mendapat Keuntungan yang Lumayan

Setelah lebih dari satu tahun berjalan, kini Sofyan dan rekan-rekannya mulai menikmati hasilnya. Tiap sebulan sekali, Sofyan dan sesama rekannya panen tanaman hidroponik dan menghasilkan 400 gram per pak dengan harga Rp10 ribu.

Hasil penjualan tanaman hidroponik kemudian disumbangkan untuk fasilitas masjid dan pemasukan warga yang ikut membantu.

"Ya karena kami semangat, posisi kami kan yang pertama di masjid. Yang kedua, buat mendukung perekonomian umat juga, fasilitas masjid juga," ujar Sofyan.

Video Populer

Foto Populer