Sukses


    Kilap Wahyu Nayaka / Ade Yusuf di Raihan Emas Beregu Putra Badminton SEA Games 2019

    Bola.com, Jakarta Sesaat sebelum final beregu putra di cabang bulutangkis SEA Games 2019 digelar, saya menaruh harapan besar pada tunggal ketiga Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito. Performa atlet kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, itu sedang menanjak setelah menjuarai Rusia Terbuka tahun ini. Hitungan saya menyoal Shesar muncul karena saya sedikit khawatir dengan dua ganda putra kita yang berpeluang ditekuk Malaysia karena tekanan faktor non-teknis. Akan tetapi, ternyata duet Wahyu Nayaka / Ade Yusuf justru jadi penentu kemenangan 3-1 atas jiran Indonesia tersebut.

    Skenario kemenangan 3-1 ini melenceng dari prediksi saya yang memperkirakan Indonesia hanya sanggup unggul 3-2 atas Malaysia, dan seluruh poin kita saya estimasikan bakal datang dari sektor tunggal saja. Prediksi pesimistis saya kian menjadi kenyataan ketika ganda pertama Merah-Putih, Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto, takluk dua set langsung dari Aaron Chia / Sho Wooi Yik.

    Dalam kacamata saya, ganda pertama Malaysia itu tidak tampil terlalu apik tapi sangat agresif dan pada sisi lain penampilan Fajar / Rian justru di bawah standard mereka sendiri. Bukan hanya pengembalian smash mereka yang tidak mulus, Fajar / Rian pun banyak melakukan unforced error dengan melakukan smash yang menyangkut di net. Kekalahan straight set 17-21 dan 13-21 mereka bahkan juga ditutup dengan smash yang menyangkut oleh Rian.

    2 dari 3 halaman

    Anthony Ginting Seharusnya Unggul Telak

    Sebagai pemegang medali perak Asian Games 2018, Fajar/Rian sudah membuktikan potensinya namun konsistensi penampilan mereka belakangan ini kerap diwarnai tanda tanya. Ketika mereka menjuarai Korea Terbuka dan Swiss Terbuka pada 2019 ujian yang mereka jalani tidak berat. Saat berhasil di Korea Selatan, mereka “hanya” mengungguli pasangan tua Jepang (Takeshi Kamura / Keigo Sonoda) dan di Swiss mereka mengalahkan duet anyar asal Chinese Taipei (Wang Chi-lin / Lee Yang).

    Well, bila ada hal lain yang tiba-tiba juga membuat raihan emas beregu putra untuk keenam kalinya di ajang SEA Games ini menjadi terasa lebih berarti, itu juga adalah karena penampilan Anthony Ginting yang sempat membuat saya waswas. Sebagai tunggal kedua, pemuda asal Cimahi-Jabar tersebut tampil kurang menggigit ketika mengalahkan Soong Joo Ven dengan rubber game (13-21, 21-15, 21-18).

    Anthony terlihat kesulitan melayani smash-smash tajam menyilang dari Joo Ven dan pada akhirnya ia pun tidak percaya diri ketika mencoba bermain pendek dengan bola-bola net di game pertama. Untungnya, Dewi Fortuna berpihak pada Indonesia karena stamina Joo Ven di game kedua dan ketiga melorot jauh karena terlalu sering melakukan jumping smash.

    3 dari 3 halaman

    Pertanda Wahyu / Ade Beroleh Emas Lagi di Perorangan?

    Seharusnya bila Anthony lebih fokus dan tidak terlampat panas, dirinya dapat mengalahkan Joo Ven dengan margin skor lebih besar dan dalam dua game. Analisis saya dibuat berdasarkan rekam jejak pemain berusia 24 tahun itu yang tidak terlalu mengkilap. Pada level Junior, pebulutangkis asal Selangor itu jauh kalah hebat dibanding Anthony, dengan hanya sempat menyabet gelar juara sebagai bagian tim beregu campuran.

    Nah, itu jugalah sebabnya penulis merasa sangat bersyukur dengan penampilan brilian duet Wahyu / Ade yang lalu menutup kemenangan Indonesia atas Malaysia lewat keunggulan 21-16 dan 21-19 atas pasangan ganda kedua Ong Yew Sin / Teo Ee Yi. Permainan Ade yang cermat dan rapi membuat atlet asal Surabaya berusia 26 tahun tersebut sanggup mendikte lawan dan memudahkan Wahyu untuk tampil sebagai juru gebuk yang efektif setiap kali dirinya berada di belakang garis serang.

    Sebagai ganda berperingkat ke-27 di daftar ranking BWF, Wahyu Nayaka / Ade Yusuf sudah membayar kepercayaan PBSI dengan tampil optimal untuk ikut meraih emas pertama bulutangkis putra Indonesia. Intuisi saya mengatakan bahwa bila tidak terganggu cedera justru mereka berpeluang besar menyumbang emas ganda putera SEA Games 2019 untuk Merah-Putih. Kita tunggu saja kelanjutan kisah mereka di Filipina.

    *Penulis adalah wartawan, VP Operations dan Editor in Chief untuk Bola.com serta Bola.net, kolom ini berisi wawasan pribadi yang terlepas dari sikap kolektif insitusi.

    Video Populer

    Foto Populer