Sukses


Lionel Messi Dianggap Layak Jadi Ikon Melawan Wabah Virus Corona

Jakarta - Bintang Barcelona, Lionel Messi layak menjadi contoh bagi dunia sepak bola dalam perang melawan pandemi virus corona. Hal itu dikarenakan Messi termasuk pemain yang berinisiatif merelakan gajinya dipotong demi membantu staf klub.

Sebelumnya, Messi setuju agar gajinya dipotong 70 persen oleh Barcelona. Itu dilakukan agar klub dapat membayar gaji para staf di tengah pandemi COVID-19.

"Saya kira itu adalah contoh global bagi semuanya ketika Anda bicara soal uang, gaji, dan tipe atletnya," kata psikolog olahraga, Tom Bates seperti dilansir Sportskeeda.

Klub-klub sepak bola seperti Barcelona kehilangan pemasukan signifikan akibat pandemi ini. Pasalnya, tidak ada uang dari penjualan tiket, uang pertandingan, serta hak siar.

Krisis itu berpotensi membuat para staf di-PHK demi menghemat keuangan. Padahal, pemerintah di berbagai negara termasuk Spanyol tengah memberlakukan karantina mandiri demi mencegah virus itu meluas.

Pandemi virus corona memang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Ada 1,3 juta orang yang dinyatakan positif di seluruh dunia menurut data New York Times, Rabu (8/4/2020).

Dari jumlah itu, sebanyak 81.106 meninggal dunia. Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan pasien positif terbanyak yakni 395.090 dengan jumlah kematian mencapai 12.786.

Italia menjadi negara dengan korban jiwa terbanyak yakni 17.127. Total, ada 135,586 orang dinyatakan positif virus corona.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Dilema Liga Inggris

Di sisi lain, Bates mengatakan ada dilema di antara para pemain dan klub-klub di Liga Inggris menyikapi krisis finansial ini. Menurutnya, tidak semua klub dan pemain sepakat dengan opsi pemotongan gaji.

"Para pemain yang telah saya temui dari Liga Inggris, mereka punya pandangan berbeda," kata Bates.

"Beberapa berpikir kalau klub mereka cukup kaya jadi tetap dapat membayar para staf. Tetapi klub di liga berbeda belum tentu dapat melakukannya. Yang lain merasa, pemotongan gaji tidak apa-apa," kata Bates.

Sementara itu, La Liga dan liga lain di Eropa saat ini tengah dihentikan lantaran pandemi virus corona. Belum diketahui kapan kompetisi musim 2019-20 akan bergulir lagi.

UEFA selaku pihak berwenang terus mencari cara agar musim ini bisa tuntas. Salah satunya adalah memilih opsi menggelar pertandingan tanpa penonton.

 

Sumber asli: Sportskeeda

Disadur dari: Liputan6.com (Luthfie Febrianto/Harley Ikhsan, published 8/4/2020)

Video Populer

Foto Populer