Sukses


    Pertama di Indonesia, Klub Ganti Nama 4 Kali dalam Setahun

    Bola.com, Surabaya - Surabaya United Bhayangkara mungkin satu-satunya klub di Indonesia bahkan di dunia yang mengalami transformasi perubahan nama hingga empat kali dalam setahun. Selain SU Bhayangkara, klub level Divisi B (ISC B), Persires, juga mencatatkan perubahan nama sebanyak empat kali, namun dalam durasi lebih dari setahun.

    Berikut perjalanan klub yang dahulu bernama Persebaya ini hingga menjadi Surabaya United Bhayangkara:

    Diawali dari keikutsertaan di Piala Presiden 2015. Kala itu, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengancam Persebaya di bawah PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) tidak bisa ikut turnamen garapan Mahaka Sports and Entertainment itu jika tidak mengubah nama.

    Demi mendapatkan izin tampil di turnamen tersebut, PT MMIB di bawah kendali I Gede Widiade selaku pengelola klub melunak. Nama United pun ditambahkan di belakang nama Persebaya, jadi Persebaya United.

    Meski keputusan mengganti nama tersebut menuai kecaman dari banyak orang, klub tersebut jalan terus dengan dalih tambahan nama United hanya berlaku selama turnamen, sementara nama mereka di daftar keanggotaan PSSI tidak berubah.

    Namun di tengah turnamen berjalan, tepatnya beberapa hari sebelum leg kedua babak 8 besar Piala Presiden 2015 antara Persebaya United dengan Sriwijaya FC berlangsung, bersamaan dengan dikeluarkannya sertifikat hak paten nama dan logo Persebaya yang dikeluarkan Dirjen Hak Kekayakaan Intelektual (HKI) Depkum HAM untuk PT Persebaya Indonesia (21/9/2015), BOPI lagi-lagi meminta Persebaya United menanggalkan nama Persebaya.

    Melalui proses tawar menawar yang alot, pemilik saham mayoritas PT MMIB, I Gede Widiade, secara sepihak mengganti nama klub menjadi Bonek FC. Klub ini lantas turun di leg kedua babak 8 besar Piala Presiden 2015 di Palembang (27/9/2015) dengan nama Bonek FC.

    2 dari 2 halaman

    Selanjutnya

    Kali ini kecaman datang lebih besar. Tidak hanya menjadi olok-olok netizen di media sosial, Bonek Mania di bawah naungan Yayasan Suporter Surabaya (YSS), yang sebelumnya mendukung Persebaya, mulai gerah dengan nama Bonek FC tersebut. Fans melakukan protes keras terhadap keputusan manajemen PT MMIB.

    Gelombang besar protes itu membuat Gede kembali mengganti nama klub seusai Bonek FC tersingkir dari Piala Presiden. Mereka harus menepi setelah dinyatakan kalah WO akibat mundur saat pertandingan masih berjalan. Nama Surabaya United pun dipilih sebagai ganti Bonek FC.

    Ternyata keputusan itu tak serta-merta menuai respons positif dari Bonek Mania. Bahkan saat itu para dedengkot Bonek Mania menegaskan bahwa mereka menolak memberikan dukungan pada Surabaya United di Piala Jenderal Sudirman.

    Namun, kali ini penolakan serta ancaman yang diterima manajemen PT MMIB tak diindahkan. Mereka tetap menggunakan nama tersebut di sejumlah turnamen yang mereka ikuti, seperti Piala Gubernur Kaltim 2016 dan turnamen segitiga di Ciamis lalu.

    Mendekati gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo digulirkan, tepatnya pada 12 April 2016, keputusan mengejutkan dibuat petinggi Surabaya United ketika menjual saham sebesar 39 persen kepada PS Polri.

    Penjualan saham tersebut membawa konsekuensi terjadinya sejumlah perubahan. Selain pergantian logo, serta masuknya sejumlah petinggi PS Polri di jajaran manajemen klub, nama klub tersebut kembali berubah, kali ini menjadi Surabaya United Bhayangkara.

    Nama inilah yang akan dipakai di sepanjang turnamen TSC 2016. Lantas, masihkah akan terjadi perubahan nama lagi setelah nama Surabaya United Bhayangkara? Hanya I Gede Widiade yang tahu.

     

    Video Populer

    Foto Populer